|
YOGYAKARTA -Pertumbuhan penduduk, penebangan liar, serta pembangunan yang kurang mengindahkan lingkungan, menyebabkan Pulau Jawa krisis air bersih. Berdasarkan data Depkimpraswil, potensi air Pulau Jawa saat ini hanya 4,5% dari total potensi air di Indonesia. Apabila kondisi itu dibiarkan, penduduk Pulau Jawa bakal kekurangan air bersih. Arif Yuono, Sekretaris dan Bambang Setiabudi, Kepala Bidang Perencanaan Kementrian Lingkungan Hidup mengungkapkan hal itu di Yogyakarta, Rabu (18/2). Menurut Arif, idealnya kebutuhan air bersih Pulau Jawa 850 juta m3/ tahun. Namun persediaan yang ada saat ini turun drastis. Bahkan menurut dia, ada dua daerah yang betul-betul sudah kekurangan air bersih. Yakni, DKI dan DIY. Untuk kebutuhan air bersih keduanya terpaksa mendatangkan air iru dari daerah lain. ’’DKI sekarang terpaksa mendatangkan dari Purwakarta, Jawa Barat sementara DIY impor dari Magelang dan sekitarnya,’’ katanya. Makin Kritis Pendek kata, menurut dia, kondisi Pulau Jawa sudah semakin kritis. Semua ini terjadi, karena penambangan liar, penebangan membabi buta, dan pembangunan yang tidak mengindahkan faktor lingkungan. Selain krisis air, berbagai bencana seperti longsor dan banjir pun menghampiri. Penebangan liar menyebabkan kerusakan hutan lindung di Pulau Jawa. Menurut Menteri Kehutanan MS Ka’ban, saat ini 200 ribu ha hutan Jawa rusak. paling parah Jawa Timur, disusul Jawa Tengah, kemudian Jawa Barat. Kondisi demikian tersebut, masih ditambah dengan jumlah penduduk semakin banyak. ’’Kalau boleh kami jujur, kondisi air bersih Jawa sudah kritis. Untuk itu, perlu pemahaman dan pengertian semua pihak mulai dari pemkab/pemkot hingga level keluarga bahkan individu,’’ katanya. (sgt-72) Post Date : 19 Februari 2009 |