SEMARANG, KOMPAS - Pulau Jawa saat ini sudah menjadi daerah krisis air atau water stress area, karena ketersediaan air terbatas, sedangkan jumlah penduduk besar. Selain masyarakat sukar memenuhi kebutuhan air, kondisi ini berpotensi memunculkan kompetisi pemakaian air untuk sektor pertanian, rumah tangga, dan industri.
"Saat ini pemenuhan kebutuhan air masyarakat di Pulau Jawa sekitar 1.500 meter kubik per kapita. Padahal, jika di bawah 2.000 meter kubik per kapita sudah harus mewaspadai ketimpangan ketersediaan air," kata Direktur Jenderal Sumber Daya Air pada Kementerian Pekerjaan Umum, Mochammad Amron, pada Peringatan Hari Air Sedunia ke-18 di Kabupaten Semarang, Rabu (26/5).
Saat ini ketersediaan air per kapita di Jawa jauh lebih rendah di bandingkan ketersediaan secara nasional, yang mencapai 15.500 meter kubik atau ketersediaan air dunia 6.000 meter kubik per kapita per tahun.
Menurut Amron, krisis air di Jawa akibat populasi penduduk yang padat, mencapai sekitar 60 juta jiwa, sedangkan air di Pulau Jawa hanya sekitar 4,5 persen dari potensi air Indonesia.
Hal ini akan semakin diperparah oleh kerusakan lingkungan yang menyebabkan air hujan tidak dapat tertampung, tetapi langsung mengalir.
"Kami ingin ingatkan, bahwa kualitas air di perkotaan dan industri sudah kritis dan perlu perhatian lebih dari semua pihak," ujar Amron.
Saat ini sekitar 80 persen air untuk kebutuhan pertanian, sedangkan sisa 20 persen diperebutkan untuk pemenuhan kebutuhan berbagai sektor. "Jadi saat ini bagaimana kita menampung air saat musim hujan agar bisa dimanfaatkan, bisa berupa tampungan waduk atau embung," ujarnya.
Terpisah, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Jateng Arif Zayyin mengingatkan, jika tak ada upaya memperbaiki kualitas lingkungan di daerah tangkapan air, konflik sosial berbasis perebutan air akan semakin sering terjadi.
Gubernur Jateng Bibit Waluyo, berharap upaya menjaga kualitas air dan ketersediaan air betul-betul dijaga, tidak sekadar retorika. Bibit mengajak masyarakat menjaga dan menghemat penggunaan air. Tiap orang diharapkan menanam satu pohon.
Pada kesempatan itu Pemprov Jateng juga mendeklarasikan Panca Karsa Pelestarian Sumber Daya Air dan Lingkungan Hidup (LH). Isi deklarasi antara lain berbunyi sumber daya air tanggung jawab bersama komponen masyarakat, kebijakan pembangunan harus selaras dengan penyelamatan air dan lingkungan hidup. (GAL)
Post Date : 27 Mei 2010
|