|
Jakarta, Kompas - Pakar komunikasi massa dari Universitas Indonesia Effendi Gazali mengatakan perlunya memosisikan publik sebagai inisiator sampah secara modern di komunitasnya masing-masing. Ide itu disampaikan Effendi, sebagai salah satu pembicara dalam seminar Modernisasi Pengolahan Sampah di Jakarta, Kamis (19/8). Pengelolaan sampah secara modern itu dimulai dari lingkungan komunitas, kata Effendi. Dalam pengelolaan itu perlu diperlihatkan secara nyata bagaimana mengelola sampah secara modern yang menghasilkan lingkungan bersih atau menerima manfaat proses daur ulang sampah. Effendi juga menegaskan perlunya dibentuk Satuan Petugas Jakarta Bersih, namun di sektor penanganan sampah yang memiliki citra baru. Hadir sebagai pembicara lainnya dalam seminar tersebut, anggota DPD DKI Jakarta Sarwono Kusumaatmaja, Direktur Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Tussy Agustin Adibroto, dan Kepala Dinas Kebersihan DKI Rama Boedi. Dipaparkan Rama Boedi, dalam penanganan sampah saat ini Jakarta juga menghadapi persoalan atas perubahan mekanisme pemerintahan otonomi daerah. Menurut dia, perubahan komposisi sampah anorganik yang makin meningkat (44,63 persen) telah mensyaratkan pengelolaan sampah secara modern. Seharusnya, sampah Jakarta itu dibuang ke dua tempat pembuangan akhir (TPA) di Ciangir, Tangerang, dan Bantar Gebang, Bekasi. Namun, dengan alasan pelaksanaan otonomi daerah di Tangerang, TPA Ciangir sampai sekarang tidak dapat dimanfaatkan, kata Rama Boedi. (NAW) Post Date : 19 Agustus 2005 |