|
BANDUNG(SINDO) PT Bandung Raya Indah Lestari (BRIL), pihak swasta yang bersedia membangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTS) di kawasan Gedebage, Kota Bandung, tak berani menjamin instalasi pengolah sampah menjadi energi listrik itu aman dari kebocoran dan polusi. Namun, yang pasti, PLTS merupakan proyek padat modal dan menggunakan teknologi tinggi. Kemarin, Institute of Project Planning and Researh (IPPR), tim vendor (penyedia layanan) dari Beijing, China berkunjung ke Balai Kota Bandung. IPPR, merupakan satu dari dua perusahaan vendoryang akan membangun PLTS Gedebage. Perwakilan tim meminta penambahan kapasitas sampah yang akan diolah di PLTS Kel Mekarmulya, Kec Rancasari itu dari 500 ton/ hari menjadi 700 ton/hari.Permintaan itu disambut positif Direktur PT BRIL Yoseph Sunaryo. Chen Hon Bin, seorang perwakilan dari IPPR,berpendapat kapasitas 500 ton/ hari termasuk sedikit.Terlebih lagi setelah melihat produksi sampah di Kota Bandung yang mencapai 1.500 ton/hari. Ada banyak sampah di Kota Bandung. Kami yakin jumlah sampah di TPS-TPS (tempat pembuangan sementara) dan sungai- sungai di kota ini pasti lebih dari 500 ton,kata Chen di Balai Kota Bandung,kemarin. Dia menjelaskan,IPPR akan membangun PLTS dengan teknologi tinggi. Meski demikian, PLTS tetap menghasilkan polusi suara, gas emisi dan limbah. Namun Chen menjamin,ketiga jenis polutan tersebut berskala kecil dan aman bagi manusia. Saya menjamin, tidak ada air lindiyang akan keluar dari PLTS. Di luar masalah polusi. Kami juga berharap 30%40% lahan PLTS dialokasikan untuk lahan penghijauan,tambah Chen. Direktur PT Bandung Raya Indah Lestari (BRIL) Yoseph Sunaryo justru keberatan dengan konsep PLTS yang ditawarkan IPPR. Termasuk masalah penambahan nilai investasi akibat penambahan kapasitas olahan sampah. Kendati begitu,menurut Yoseph,PLTS tetap akan dibangun di lahan seluas 20 Hektar. Rencananya,PLTS melibatkan 120 sumber daya manusia (SDM) dan beberapa tenaga ahli dari China. Dengan kapasitas 700 ton/ hari, nilai investasi mencapai Rp350 miliar.Namun saya belum menghitung penambahan lainnya, seperti produksi listrik dan sebagainya.Saya juga tidak bisa memberikan jaminan PLTS aman dari kebocoran dan polusi. Namun yang pasti,PLTS ini merupakan proyek padat modal dan bukan padat karya.Semua alat di PLTS merupakan alat berteknologi tinggi,kata Yoseph. Wali Kota Bandung Dada Rosada mendukung usulan pembangunan kawasan hijau di sekitar PLST.Dari20hektarluaslahan, seluas 6 hektar untuk lokasi pabrik. Sisanya untuk ruang terbuka hijau,ujar dia. Sebelumnya,Ketua Tim Feasibility Studies PLTS dari Institut Teknologi Bandung (ITB),Ari Darmawan Pasek menyebutkan, PLTS yang mengolah 500 ton sampah/hari menghasilkan listrik berkekuatan 7 MW/hari. Listrik berkisar 6MW dijual ke masyarakat dan 1 MW untuk pemakaian sendiri. Biaya investasi PLTS mencapai Rp320 miliar dan membutuhkan Rp32 miliar/tahun untuk operasional. Jika setiap tahun dapat menghasilkan pendapatan Rp86 miliar, investor membutuhkan waktu sekitar 10 tahun untuk mencapai Break Event Point (BEP) atau balik modal.(evi panjaitan) Post Date : 13 Juni 2007 |