Proyek Pengadaan Air Terkendala Peralatan

Sumber:Kompas - 09 Juni 2007
Kategori:Air Minum
Cirebon, Kompas - Warga Kelurahan Sunyaragi, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, masih kesulitan air bersih. Proyek pengadaan air sampai saat ini belum selesai. Kebutuhan warga akan air bersih semakin mendesak. Sebagian air sumur tercemar air rembesan tempat pembuangan akhir sampah.

Lurah Sunyaragi, Tasmidi, mengatakan, di RW 8 Argasunya, air relatif sulit didapatkan. Sumur warga hanya menyimpan sedikit air. Saat musim kemarau warga terpaksa menumpang di sumur warga yang lain.

Neneng (28), warga RT 5 RW 8 Kampung Cadasngampar, Kelurahan Argasunya, mengakui sebagian warga di daerah itu memang kesulitan air, terutama saat musim kemarau. "Ketika disedot pun airnya hanya keluar sedikit. Jadi, terpaksa harus mencari air di sumur lain," kata Neneng, Kamis (7/6).

Di Desa Sumurwuni lebih memprihatinkan lagi. Air sumur di daerah itu berwarna kehitaman dan bau karena terkena air rembesan sampah yang jaraknya tak kurang dari 1 kilometer dari perumahan warga. Warga pun terpaksa mencari sumber air yang benar-benar bersih untuk kebutuhan sehari-hari walaupun letak sumber atau sumur jauh dari rumah.

Menurut Tasmidi, pencemaran itu sudah terjadi sejak 2005 saat tempat pembuangan akhir di wilayahnya dibuka. Warga pun akhirnya menggunakan pompa air lagi untuk menyedot air di tempat lain. Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kota Cirebon telah mengusahakan proyek air bersih melalui pengeboran air. Proyek tersebut dimulai sejak November tahun lalu.

Hingga kini pengadaan fisik proyek berupa bangunan dan saluran pipa air sudah terbangun. Namun, untuk pengeboran sendiri belum juga selesai. Padahal, awalnya proyek tersebut dijadwalkan sudah selesai seluruhnya pada Desember 2006.

Kepala Dinas Prasarana dan Wilayah Kota Cirebon Supriyadi mengatakan, proses pengeboran memang memakan waktu lama karena peralatan pengeboran tidak berfungsi. 130 meter

Supriyadi menambahkan, survei keberadaan air telah dilakukan di daerah itu. Diperkirakan mata air bisa ditemukan di kedalaman 130 meter dari permukaan tanah. Jika pengeboran berhasil, diharapkan air dari proyek ini dapat mengaliri sekitar 467 kepala keluarga. "Air tanah ini layak dikonsumsi. Jika ada kekhawatiran adanya rembesan sampah, sumber air tergolong jauh dari TPA, dan kedalamannya juga dalam sekitar 130 meter," ujarnya.

Proyek pengadaan air bersih juga akan dilakukan di tempat lain di Kelurahan Argasunya, yakni di Kampung Surapada, Kedungkrisik Selatan, Kedungkrisik Utara, Sumurwuni, Cibogo, dan Lembahngok. (NIT)



Post Date : 09 Juni 2007