|
Jakarta, Kompas - Karena ancaman banjir sudah menghadang, Dinas Pekerjaan Umum DKI dan Departemen PU mulai melakukan pekerjaan kecil-kecilan namun cukup signifikan. Sebagai contoh, Minggu (5/12), Proyek Induk Pengembangan Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane Departemen PU bekerja sama dengan Suku Dinas PU Jakarta Timur dan masyarakat mengeruk penggal Sungai Sunter di dekat Universitas Borobudur RW 04 Cipinang Melayu, Jakarta Timur. Pimpinan Proyek Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai PIPWSCC Bambang Sutjipto Yuwono mengatakan, proyek pengerukan penggal Sungai Sunter menghabiskan dana Rp 110 juta. Selain itu, proyek-proyek kecil lainnya antara lain perlindungan turap bronjong di Sungai Pesanggrahan, serta perbaikan talud yang longsor di Sungai Ciliwung (dekat Kompleks DPR) juga menghabiskan dana rata-rata sekitar Rp 100-an juta. "Meski cuma kecil-kecil, namun itu mendesak untuk dilakukan karena sudah mendekati puncak musim hujan," kata Bambang. Proyek lainnya adalah pengerukan penggal Sungai Sunter di dekat Primkopti Pondok Gede dan perbaikan parapat atau tanggul-tanggul kecil di sepanjang banjir kanal barat. Yang saat ini masih dalam proses pengerjaan dan hampir selesai antara lain pengerukan Sungai Mookervart (sudah satu kilometer), Cengkareng Drain (sudah satu kilometer), pembetonan turap di Pintu Air Karet, serta Pantai Indah Kapuk (sudah 80 persen selesai), dan pembenahan pintu air di Katulampa Bogor supaya tidak longsor. "Untuk pengerukan Cengkareng Drain, akan kami lakukan hingga 20 Desember sekaligus pembuangan sedimen-sedimen," jelas Bambang. Mengenai proses normalisasi Sungai Sunter yang tiap tahun airnya membanjiri rumah warga, Dinas PU juga turut ambil bagian. Kepala Sudin PU Jakarta Timur Agus Karsono Dawoed mengatakan, pihaknya sudah mengeruk sepanjang satu kilometer lebih dan memperlebar sungai hingga 24 meter di Kelurahan Halim. "Dana terserap kira-kira sebesar Rp 1 miliar," ujarnya. Selain itu, pihaknya juga menormalisasi penggal Sungai Cipinang, saluran penghubung di Pondok Kelapa, crossing saluran di Kampung Melayu, dan sejumlah saluran penghubung. "Tahun 2005, kami menganggarkan sebesar Rp 3 miliar untuk normalisasi Sungai Sunter," ujar Agus. Bambang mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan pula 14 pompa mobile yang sewaktu-waktu bisa digunakan. Pompa-pompa itu diletakkan di lokasi yang dekat dengan daerah rawan banjir, selain di Kantor PIPWSCC di Kawasan Halim. Tahun 2005, pihaknya memprogramkan normalisasi saluran Banjir Kanal Barat dari Pintu Air Karet sampai ke laut sejauh 12 kilometer dan Ciliwung Lama sejauh 14 kilometer. "Tapi, anggaran belum ditentukan," ujar Bambang. (IVV) Post Date : 06 Desember 2004 |