|
SEMARANG - Pembangunan dan perbaikan saluran drainase di beberapa titik, khususnya di kawasan Simpanglima, Bubaan, Semarang Barat dan Semarang Timur tidak mampu mengatasi potensi banjir. Namun demikian hal tersebut menjadi andalan guna meminimalisasi dampak banjir di Kota Semarang. Meski ada beberapa proyek besar seperti normalisasi Kaligarang dan pembangunan Waduk Jatibarang, peningkatan saluran drainase masih dianggap paling efektif guna memperpendek waktu genangan, khususnya di wilayah perkotaan. Kepala Dinas PSDA dan ESDM Kota Semarang Agus Riyanto mengatakan, salah satu yang diprioritaskan adalah pembangunan long storage, rumah pompa, dan perbaikan saluran di kawasan Simpanglima. Long storage Kampungkali, nantinya memiliki lebar 4 meter, panjang 300 meter, sedang kedalamanya 4,5 meter. Fungsi long storage itu diutamakan untuk menampung limpahan genangan air yang berada di kawasan Simpanglima, Singosari dan Pleburan. ”Jadi, fungsinya sangat vital karena menampung limpahan air dari kawasan pusat kota sebelum disalurkan lagi ke saluran yang lebih besar seperti Sungai Banjirkanal Timur,î ujarnya. Proyek lain adalah perbaikan saluran di Bubakan dan Agus Salim, yang diharapkan bisa mengatasi masalah banjir di kawasan Johar dan sekitarnya. Selain itu, pihaknya juga akan menambah beberapa rumah pompa yang ada di sejumlah titik. Saat ini proses pengerjaan seluruh proyek itu sudah mencapai 70-80 persen. Jika paket proyek, diharapkan bisa menanggulangi banjir di masing-masing kawasan. ”Tapi untuk menghilangkan banjir tentu tidak bisa. Perbaikan drainase ini sifatnya hanya mengurangi lama genangan. Khususnya di di kawasan Simpanglima, jika genangan biasanya sampai lima jam, dengan adanya long storage diharapkan bisa berkurang dua hingga empat jam,” tegasnya. Plt Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi belum lama ini juga telah memanggil seluruh rekanan proyek pembuatan drainase, untuk segera mempercepat pengerjaan. Pihaknya juga telah meminta dinas terkait, guna melakukan pemantauan rutin proses pengerjaan. ”Kami sudah meminta agar seluruh proyek segera diselesaikan, maksimal akhir bulan Desember. Dinas juga telah kami instruksikan, untuk menambah alat atau pekerja agar proses pengerjaan cepat selesai,” tegasnya. Longsor Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Iwan Budi Setiawan mengatakan, kasus bencana alam, khususnya tanah longsor tidak hanya disebabkan oleh faktor alam saja. Kesalahan manusia, banyak berperan dalam beberapa kejadian bencana. Saat ini, pihaknya sudah melakukan pemetaan daerah rawan bencana. Ancaman kasus bencana alam diharapkan tidak sampai membuat panik warga. Karena menurut dia, penanganan bencana tak hanya menjadi tanggung jawab pemkot saja. Peran penting dan kepedulian masyarakat juga sangat dibutuhkan, termasuk ketika melakukan pembangunan dan pemilihan lahan untuk pembangunan. Terpisah, Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBD Kota Semarang, Purwadi mengatakan, untuk menghadapi bencana, pihaknya telah menyiapkan berbagai upaya antisipasi. Di antaranya pembentukan kelurahan siaga bencana. Tahap awal, kegiatan ini diikuti oleh kelompok masyarakat penanggulangan bencana (KMPB) dari perwakilan 10 kelurahan dan 16 kecamatan. Mereka disiapkan menjadi agen kesiapsiagaan untuk meminimalisir dampak bencana di daerahnya masing-masing. ”Mereka dipilih dari daerah-daerah aliran sungai, seperti dari Kelurahan Gondorio, Wates, Mangunharjo, Mangkang Wetan, Bandarharjo, Kaligawe, dan Lempongsari. Arah kegiatan ini pelibatan masyarakat dalam kesiapsiagaan bencana,” katanya. Sedangkan DPRD Kota Semarang, saat ini masih melakukan pembahasan tentang rencana anggaran penanggulangan bencana tahun 2013. Dan rencananya, Pemkot Semarang akan mengucurkan anggaran sebesar Rp 6,4 miliar guna kegiatan yang berkaitan dengan penanganan bencana alam. Hal tersebut disampaikan Yanuar Muncar anggota Komisi D DPRD, beberapa waktu lalu. Menurutnya, anggaran itu, Rp 3,2 miliar akan digunakan untuk belanja langsung. Sementara sisanya, guna belanja tak langsung. Setelah ditetapkan, BPBD Kota Semarang diminta membentuk desa siaga bencana di empat kecamatan rawan. Di antaranya di Kelurahan Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur, Kelurahan Wonosari, Kecamatan Ngaliyan, Kelurahan Bandarharjo, Kecamatan Semarang Utara dan Kelurahan Kaligawe, Kecamatan Gayamsari. (H71,J12-72) Post Date : 06 Desember 2012 |