|
Warga Jalan Antasari RT 2 kawasan Paayaman, Kecamatan Amuntai Tengah mengeluhkan lambannya pengerjaan proyek pembuatan drainase di lokasi jalur padat lalu lintas yang hingga kini belum juga dilanjutkan. Selain mengganggu arus lalu lintas yang cukup padat di sekitar itu, mereka juga mengkhawatirkan tanah galian persis di persimpangan jalan itu akan berdampak ambruknya bangunan rumah warga di sekitarnya. Menurut warga setempat, penggalian jalan itu sudah dikerjakan satu bulan lalu. Namun hingga kini tak ada aktivitas pekerjaan, meski material dan perlengkapan lainnya sudah tersedia di lokasi. H Umin, warga yang rumahnya berdempetan dengan galian mengkhawatirkan pagar rumahnya terancam ambruk, jika pekerjaan itu tak segera diselesaikan. Masalahnya, setiap hari dilintasi berbagai macam angkutan membuat tanah longsor. "Kami warga di sini meminta agar pekerjaan ini secepatnya diselesaikan. Kalau sampai bangunan kami ambruk apakah mereka akan bertanggungjawab?" tandas H Umin. Sebenarnya kata warga tak ada alasan untuk memperlambat pekerjaan. Apalagi sekarang musim panas merupakan waktu yang tepat untuk jenis pekerjaan itu. Pantauan Jumat (12/8) di lokasi pekerjaan sama sekali tak memasang identitas pekerjaan berupa plang nama sebagaimana diharuskan dalam peraturan. Kasubdin Cipta Karya Dinas PU dikonfirmasi Romany Arjo didampingi Pimpro Amus Silitonga berjanji akan memberi teguran pihak pelaksana atas keterlambatan pekerjaan dan tak memasang identitas proyek itu. Sesuai jadwal, pekerjaan ditarget hanya tiga bulan. Menurut Romany pekerjaan ini memang sangat tekhnis sehingga tak bisa dikerjakan sembarangan. Proyek senilai Rp140.000.000 yang dianggarkan APBD HSU ini direncanakan membuat galian selebar dua meter dengan kedalaman 1,3 meter. "Warga tak perlu khawatir mengganggu bangunan di sekitarnya, karena pondasi cukup kuat dengan pemasangan besi cor," kata Romany. han Post Date : 14 Agustus 2005 |