|
JAKARTA--MIOL: Departemen Pekerjaan Umum memperkirakan penyelesaian pekerjaan Banjir Kanal Timur (BKT) bisa dilakukan sebelum waktu yang ditargetkan pada tahun 2010 apabila seluruh masalah pembebasan tanah dapat diselesaikan sesuai janji Gubernur DKI Jakarta. "Apabila pembebasan lahan selesai pada tahun 2007 sesuai janji Gubernur DKI Jakarta, maka konstruksi BKT akan dapat diselesaikan pada tahun 2008," kata Dirjen Sumber Daya Air (SDA) Departemen Pekerjaan Umum, Siswoko di Jakarta, Kamis (13/10). Hal ini diutarakan Siswoko setelah bersama sama dengan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto meninjau pelaksanaan pekerjaan BKT setelah mendengar laporan langsung dari penanggungjawab BKT Pitoyo Subandrio. Sebelumnya di saat yang sama Menteri PU bersama Dirjen SDA juga meninjau Pintu Air Bekasi untuk melihat kesiapan menghadapi musim hujan. Kondisinya saat ini Sungai Bekasi masih bercampur dengan saluran Tarum Barat untuk memasok kebutuhan air Jakarta. Ke depannya akan dibuatkan saluran khusus agar Sungai Bekasi tidak lagi bercampur dengan saluran Tarum Barat. Selama ini di saat musim hujan Sungai Bekasi selalu Banjir, sementara jika dibendung maka pasokan air di Tarum Barat bagi Jakarta akan terganggu. "Dengan adanya saluran khusus tersebut permasalahan dapat ditanggulangi sehingga nantinya Sungai Bekasi dan Tarum Barat tidak akan bercampur, kata Siswoko. Mengenai Banjir Kanal Timur, Siswoko menyatakan rasa optimisnya akan dapat diselesaikan sebelum tahun 2010 apabila melihat komitmen dari Pemprov. DKI Jakarta. Berdasarkan laporan saat ini pekerjaan telah selesai 20 persen 5,5 kilometer dari total panjang 23,5 kilometer dengan kedalaman dan lebar masing-masing 4 meter dan 70 meter. Secara keseluruhan untuk konstruksi dibutuhkan dana Rp2,5 triliun. Sedangkan untuk pembebasan lahan saat ini telah dikeluarkan Rp600 miliar atau 25 persen dari total dana yang disediakan sebesar Rp2,4 triliun. "Saat ini masih di daerah Marunda yang harga lahannya masih berkisar Rp300.000 per meter persegi, namun jika sudah sampai Cipinang mungkin sudah lebih dari Rp1 juta per meter persegi," kata Siswoko. BKT yang dirancang untuk mengurangi banjir di kawasan timur Jakarta rencananya kanal ini akan memotong sungai Cipinang, Sunter, Buaran, Jati Keramat, dan Cakung yang selama musim hujan selalu meluap. Dengan adanya kanal ini nantinya sungai tersebut menjadi drainase. Namun Siswoko juga mengingatkan dengan adanya BKT tidak lantas membuat Jakarta bagian timur terbebas dari banjir, setidaknya dapat mengurangi. "Manusia hanya dapat berusaha, namun alam yang menentukan. Contohnya di AS saja yang infrastruktur banjir dirancang sedemikian rupa tetap saja saat menghadapi bencana alam mengalami banjir," tukasnya. Lebih lanjut dikatakannya, kunci dari menghadapi banjir tidak semata-mata mempercayakan kepada bangunan sipil teknis saja. Tetapi juga adanya sistem peringatan dini di hulu sungai, sehingga jika terjadi sesuatu kerugian harta benda maupun manusia dapat dikurangi, paparnya. (Ant/OL-06) Post Date : 14 Oktober 2005 |