JAKARTA: Pemprov DKI memperbarui rencana induk (masterplan) penanganan banjir di Jakarta, sejalan dengan target operasi Banjir Kanal Timur (BKT) pada 2010.
Gubernur DKI Fauzi Bowo menyatakan pembaruan masterplan proyek turunanya itu dimaksudkan untuk berikut menjawab perkembangan kota. Sebab, rencana induk penanganan banjir yang digunakan DKI sekarang merupakan rencana yang dibuat pada 1980-an.
"Penanganan banjir butuh waktu cukup lama dan didasarkan pada tahapan yang jelas dan sistematis. Karena itu, masterplan-nya perlu di-update (diperbarui) untuk menjawab perkembangan kota," ujarnya di Jakarta, kemarin.
Fauzi menjelaskan pembaruan itu sudah dimasukkan dalam rencana umum tata ruang 2010-2030 yang masih dibahas bersama DPRD. Diharapkan, perda RUTR itu sudah bisa disahkan sekaligus diberlakukan pada kuartal I/2010.
Dia menambahkan pokok yang diperbarui dalam rencana induk penanganan banjir itu adalah infrastruktur saluran, penambahan polder dan pompa. Pokok ini sejalan dengan upaya untuk mencegah banjir yang diakibatkan meluapnya saluran air dan naiknya permukaan air laut.
Rencana induk itu juga menekankan perawatan dan pergantian prasarana penanganan banjir. "Saluran itu perlu terus dikeruk supaya kapasitasnya tidak berkurang. Pintu air yang sudah tua perlu diganti. Dan ini perlu anggaran," kata Fauzi.
Sekretaris Daerah Muhayat yang juga Ketua Pelaksana Harian Satkorlak PB DKI mengatakan untuk mengantisipasi bencana banjir dalam musim hujan tahun ini, Pemprov DKI menyiapkan sedikitnya 1.400 personel yang akan disebar ke seluruh wilayah.
Ke-1.400 personel tersebut berasal dari Satkolaak PB (Satuan Koordinasi Pelaksanaan Penanganan Bencana) dan satuan kerja perangkat daerah (SKPD). "Mereka akan berjaga 24 jam di posko guna mengantisipasi banjir dan dampaknya pada warga sekitar," ujarnya.
Bogor dan Depok
Sementara itu, Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Depok mengintensifkan penanganan banjir dengan menambah jumlah personel satuan tugas (satgas) banjir yang dari semula dua satgas menjadi empat satgas.
Peningkatan jumlah tersebut diharapkan dapat menutup kebutuhan 11 kecamatan se-Kota Depok. Satgas banjir ini akan siap siaga selama 24 jam untuk menangani masalah banjir dan mengoordinasinya bersama warga.
"Kami sadar jumlah satgas ini masih jauh dari optimal. Oleh karena itu kami juga membutuhkan bantuan dari warga untuk menjaga kebersihan lingkungan guna mencegah banjir," ujar Kepala Seksi Pemeliharaan Bidang Sumber Daya Air Argha Dharma Tubagus.
Untuk prioritas penanganan banjir, Argha mengatakan selain di jalan-jalan utama dan pusat pertumbuhan ekonomi, penanganan banjir akan diprioritaskan ke sejumlah perumahan yang rawan banjir.
Beberapa perumahan itu a.l. Kompleks Tirta Mandala, Bukit Cengkeh, Taman Duta, dan Griya Sawangan Asri. Sedangkan beberapa jalan yang masih rawan genangan adalah Jalan Margonda Raya, Jalan Kartini, fly over Arif Rahman Hakim, dan Jalan Dewi Sartika.
Kewaspadaan serupa, Antara melaporkan, juga terlihat di Bogor. Alidia, Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Bogor menyatakan Desember ini pihaknya akan meningkatkan koordinasi dengan penjaga pintu air Katulampa.
"Bulan Desember, curah hujan di Bogor tergolong tinggi, karena sudah memasuki musim penghujan atau di atas 150 mm per bulan dari kondisi normal 50 mm per bulan. Kondisi ini kami perkirakan berlangsung dari Desember hingga Januari," ujarnya.
Alidia menambahkan hal lain yang perlu diwaspadai pada musim hujan adalah meningkatnya serangan penyakit-penyakit akibat genangan air, serta potensi terjadinya longsor seperti di kawasan Cisadane, Cisarua, dan kawasan Puncak. Bastanul Siregar & Mia Chitra Dinisari
Post Date : 03 Desember 2009
|