Gunung Kidul, Kompas - Kelancaran proyek pembangunan instalasi air bersih untuk mengatasi masalah kekeringan di Kabupaten Gunung Kidul, DI Yogyakarta, terhambat maraknya pencurian. Pencurian terutama terjadi pada jalur-jalur pipa yang sudah menjangkau 46 persen wilayah Gunung Kidul, tetapi belum mampu mengalirkan air.
Di proyek turbin mikrohidro Bribin yang merupakan kerja sama Pemerintah Jerman dan Pemerintah Indonesia, misalnya, penyelesaian pengangkatan air dari goa bawah tanah, Goa Bribin, terkendala maraknya pencurian baut. Ketika proses pengerjaan sempat terhenti di saat menunggu pengiriman kelengkapan modul turbin dari Kementerian Pendidikan dan Riset Jerman, pencuri mempreteli baut.
Kerugian akibat pencurian baut, menurut Fasilitator Tim Jerman Sholichin, memang hanya Rp 40 juta. Akan tetapi, pencurian menyebabkan penyelesaian pemasangan turbin menjadi terhambat. Padahal, saat ini seluruh modul berupa lima turbin telah seluruhnya tiba di Gunung Kidul. ”Dari harusnya bisa langsung memasang modul, kini kami masih harus mengganti baut,” ujarnya, Kamis (30/7). Akhir Agustus
Rencananya, proyek Bribin dengan debit air 80 liter per detik ini akan rampung pada akhir Agustus ini, dengan pengaliran air dari sungai bawah tanah ke bak penampungan air utama di Dusun Kanigoro, Desa Dadapayu, Kecamatan Semanu. Sistem ini nantinya dapat dioperasikan terus-menerus selama 24 jam, tanpa ada pengeluaran untuk biaya energi karena menggunakan sistem mikrohidro.
Bupati Gunung Kidul Suharto mengatakan bahwa proyek Bribin ini menjadi salah satu andalan untuk perbaikan kualitas layanan air bagi warga. Pembangunan jalur perpipaan di Gunung Kidul telah dibangun sejak tahun 1984, tetapi hingga kini masih banyak yang belum terisi air karena kurangnya pasokan.
Warga Desa Krambil Sawit, Saptosari, Wiryono mengatakan bahwa pipa air telah terpasang di wilayah tersebut sejak lima tahun terakhir, tetapi belum mengeluarkan air hingga kini. ”Kami mengimbau agar warga tidak mencuri atau merusak pipa. Pada saatnya nanti pasti air akan mengalir,” tutur Suharto.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Gunung Kidul Eddy Siswanto menambahkan bahwa proyek air bersih Bribin akan menjangkau 75.000 keluarga, sedangkan proyek air bersih kerja sama dengan JICA yang saat ini tinggal menunggu prosesi serah terima akan mencukupi kebutuhan 100.000 keluarga. (WKM)
Post Date : 01 Agustus 2009
|