Proyek Air Perlu Diawasi Ketat

Sumber:Kompas - 12 Agustus 2010
Kategori:Air Minum

Palembang, Kompas - Pemerintah Kota Palembang memperoleh dana hibah dari Australia Rp 11 miliar untuk membangun jaringan air bersih bagi 4.000 warga di pinggiran kota. Namun, proyek ini harus diawasi ketat sehingga penggunaan dana itu benar-benar efektif dan dinikmati warga.

Menurut Direktur Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Musi Kota Palembang Syaiful Dea, Rabu (11/8) di Palembang, dana sebanyak itu disalurkan oleh Indonesia Initiative Infrastructure, yang merupakan salah satu lembaga di bawah naungan organisasi Ausaid (Australia). Disampaikan juga, PDAM Tirta Musi merupakan satu dari 22 lembaga PDAM di Indonesia yang dipilih Australia sebagai penerima program hibah air minum.

PDAM Tirta Musi Palembang wajib menggunakan dana itu sebagai subsidi pemasangan sambungan baru untuk 4.000 kepala keluarga dari kelas menengah ke bawah di empat kecamatan.

Pada saat perencanaan awal, PDAM Tirta Musi mengusulkan 5.501 warga mendapat sambungan air minum. Itu meliputi sebanyak 2.497 unit jaringan di Kecamatan Kalidoni, 474 unit di Kecamatan Gandus, 1.065 unit di Kecamatan Plaju, dan 1.465 unit di Kecamatan Kertapati.

”Tetapi, setelah proposal diajukan ke Ausaid, ternyata hanya disetujui 4.000 jaringan di empat kecamatan,” kata Syaiful.

Nilai subsidi


Dengan adanya dana stimulus untuk membangun infrastruktur dasar tersebut, 4.000 kepala keluarga mendapatkan subsidi biaya pemasangan jaringan di setiap rumah. Dari hasil kesepakatan antara pemberi dana dan pelaksana proyek, setiap kepala keluarga hanya diwajibkan membayar Rp 300.000 ”Kalau tidak disubsidi, beban investasi ini bisa mencapai Rp 11 juta dengan asumsi PDAM harus membangun jaringan pipa dari kolam distribusi hingga ke rumah warga,” katanya.

Perlu dipantau

Menurut pengamat infrastruktur perkotaan Universitas Sriwijaya, Ari Siswanto, proyek miliaran rupiah ini perlu dipantau ketat oleh pihak-pihak terkait karena rawan penyelewengan. Apalagi, dana bantuan dari lembaga Australia yang disalurkan kepada 22 unit kantor PDAM di seluruh Indonesia tersebut hanya bersifat hibah.

Dia menyarankan agar PDAM Tirta Musi menyosialisasikan kepada publik tentang nilai, sasaran, dan pencapaian akhir dari proyek ini. Hal itu dinilai penting karena bisa dijadikan sebagai dasar pertanggungjawaban kepada publik.

”Menurut saya, indikator utama proyek ini tepat sasaran atau tidak terlihat pada hasil akhirnya yang dinikmati warga setempat. PDAM jangan merasa berhasil jika hanya sekadar membangun jaringan dan mengalirkan air ke rumah warga, tetapi ternyata air keruh. Yang penting airnya harus jernih dan layak diminum masyarakat,” ujar Ari. (ONI)



Post Date : 12 Agustus 2010