GUNUNGKIDUL (SI) – Harapan sekitar 70.000 warga Gunungkidul untuk mendapatkan aliran air bersih dari subsistem Bribin II ( Gua Sindon) di Dadapayu, Semanu dalam waktu dekat belum bisa terealisasi.
Proyek pengangkatan air yang sudah dimulai sejak 2002 tersebut sampai sekarang masih juga belum selesai.“Dulu katanya tahun 2008 akan diresmikan Pak Presiden. Tetapi sampai sekarang masih belum selesai.Malah kelihatannya tidak ada pengerjaan lagi,” ujar Tomo Winoto, 60,warga Dadapayu kepada Seputar Indonesia (SI) kemarin.
Dia menuturkan, dengan belum selesainya pengerjaan proyek itu, maka dalam beberapa bulan mendatang warga harus kembali menjual ternaknya untuk membeli air. Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul maupun Pemerintah Provinsi (Pemprov) DIY sangat yakin jika proyek tersebut bisa cepat diselesaikan. Sebab, untuk pengeboran dan pemasangan alat saja sudah bekerja sama dengan Universitas Karlsruhe dari Jerman.
Bahkan, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Joko Kirmanto tahun lalu menyatakan bahwa pihaknya sudah mendesak beberapa instansi yang terkait proyek tersebut untuk bisa menyelesaikannya pada 2008. Namun, kemarin di sekitar lokasi justru tidak nampak aktivitas pekerjaan untuk meneruskan proyek yang telah menelan dana APBN dan APBD Pemprov DIY senilai puluhan miliar rupiah tersebut.
Bahkan, pintu utama yang menghubungkan jalan menuju proyek juga ditutup dan terkunci. Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (PUP dan ESDM) DIY Budiantono mengungkapkan, pekerjaan pembangunan subsistem Bribin II ini memang mengalami berbagai kendala.
Namun demikian, dia yakin akhir Agustus mendatang pekerjaan ini akan selesai. Kita masih menunggu Turbin Mikrohidro dari Jerman,”dalihnya. Dijelaskannya, beberapa waktu lalu kapal laut pengangkut empat turbin mikrohidro sudah berangkat dari Jerman.Saat ini posisi kapal sudah berada di Laut Merah. Untuk itu, Budiantono berharap pada akhir bulan ini kapal sudah bisa merapat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
“Pada Juni nanti kami jadwalkan mulai memasang (Turbin Mikrohidro) dan diperkirakan selesai dalam waktu satu bulan,” katanya. Untuk tahun ini, lanjut dia, Pemprov DIY mengeluarkan anggaran Rp1, 2 miliar untuk subsistem Bribin.Sedangkan tahun lalu, pemprov tidak mengeluarkan anggaran, karena mendapatkan bantuan dana dari pusat sebesar Rp1,5 miliar.
Anggota Komisi C DPRD DIY Tri Harjono sanksi dengan paparan yang disampaikan Dinas PUP dan ESDM DIY. Menurutnya, Proyek Bribin II adalah proyek multiyears yang selalu banyak dengan kendala teknis.
“Dulu saja katanya yakin pada 2005 selesai.Kemudian molor dengan alasan banjir.Setelah itu ada gempa dan kemudian kendala anggaran. Kini alasannya karena alatnya belum datang,” bebernya. Menurut Tri, dengan semakin molornya pengerjaan proyek ini menjadikan beban APBD DIY bertambah karena harus selalu ikut dalam meng-cover proyek tersebut.“ Ini harus ada evaluasi lagi,” cetusnya.
Dia mengaku yakin untuk memasang peralatan teknis membutuhkan waktu yang lama. Sehingga, dimungkinkan tidak sesuai dengan rencana. ”Kita juga sudah pernah melakukan peninjauan ke lokasi. Dan memang seharusnya ini segera diselesaikan. Kita sudah terlanjur basah dengan mengeluarkan anggaran miliaran rupiah,”pungkasnya. (suharjono)
Post Date : 07 Mei 2009
|