Proyek Air Bersih Rp 1 M Mangkrak

Sumber:Jawa Pos - 11 Maret 2010
Kategori:Air Minum

TULUNGAGUNG - Proyek pengadaan sarana air bersih tahun 2009 di Desa Kalibatur, Kecamatan Kalidawir, mangkrak. Indikasinya, mesin pompa air kurang jalan dan berskala kecil, sehingga tidak bisa mengangkat debit air. Padahal, proyek yang dibiayai dengan dana hibah

dari Konjen Jepang itu nilainya cukup besar, yakni Rp 1 Miliar. Rencananya, proyek tersebut dibangun untuk mencukupi kebutuhan air bersih sekitar 1000 lebih kepala keluarga ( KK) yang mendiami dua dusun di Desa Kalibatur. Yakni, Dusun Banaran 330 KK, dan Papar 650 KK.

Mangkraknya proyek pengadaan air bersih itu, ditengarai juga karena pembangunannya dilakukan secara asal asalan. Akibatnya, proyek tidak berjalan sesuai rencana. Dan warga dua dusun di Desa Kalibatur tetap mengalami kesulitan air bersih.

Mujiono, selaku kepala Urusan (Kaur) Pembangunan Desa Kalibatur mengatakan, proyek pengadaan air bersih tahun 2009 tersebut ditengarai tidak melalui tender resmi dari Dinas PU Bina Marga dan Cipta Karya Tulungagung. Pasalnya, proyek pengadaan air bersih yang berasal dari dana hibah Konjen Jepang tahun 2009 itu, proses pengadaannya melalui jalur lembaga swadaya masyarakat. "Awalnya, proses pembangunan diawasi oleh LSM PIDRA. Namun, tak lama kemudian ditangani langsung LSM Persepsi dari Klaten Jawa Tengah," ujarnya.

Mujiono melanjutkan, setelah proyek pengadaan air bersih itu rampung, kemudian diresmikan oleh Konjen Jepang pada akhir tahun 2009 kemarin. Yang aneh, LSM itu mengaku melakukan terobosan baru. Yakni, membentuk kelompok pengelola air (KPA) yang beranggotakan warga sekitar. Selanjutnya, melalui KPA warga dikenai biaya rata-rata Rp. 300 ribu untuk biaya jaringan pipa dan meteran air.

"Warga ada yang membayar lunas dan ada pula yang mengangsur. Namun, warga banyak yang komplain, karena hingga saat ini proyek pengadaan air bersih itu tidak berfungsi,"jelas Mujiono.

Hal senada juga diungkapkan Kayani, warga Desa Kalibatur, Kecamatan Kalidawir, yang lain. Menurut dia, desa pernah meminta kejelasan kepada pihak pengelola yang bertanggungjawab terhadap pengadaan proyek hibah tersebut. Dalam hal ini LSM persepsi. "Kami sudah menanyakan kepada pengawasnya. Namun dia beralasan jika proyek masih berlanjut. Sementara, ketika saya konfirmasikan ke Dinas Bina Marga Cipta Karya, mengaku tidak tahu menahu masalah itu. Pasalnya, pelaksanaan proyek itu melalui hibah langsung dari Konjen Jepang," ungkap pria yang menjabat Kaur Umum Desa Kalibatur ini.

Kayani juga membenarkan kalau proyek pengadaan air bersih tersebut diduga dilakukan secara asal-asalan. Pasalnya, pengadaan sarana dan prasarana juga dilakukan secara asal-asalan. "Pompa airnya hingga saat ini tidak mampu menyuplai air dari mata air ke warga. Bahkan, penampungan airnya tidak sesuai dengan rencana awal. Pokoknya, kondisinya saat ini sungguh memprihatinkan,"tegas Kayani.

Kepala Desa Kalibatur, Kecamatan Kalidawir, Widodo menambahkan, meskipun proyek pengadaan air bersih di Dusun Papar dan Banaran Desa Kalibatur , diresmikan langsung oleh Konjen Jepang sekitar 6 bulan yang lalu, namun selama proses pengadaan tanpa melibatkan pemerintah desa. "Saat diresmikan, sebenarnya sudah ada kecurigaan dari pihak konjen. Pasalnya, air hanya mampu menyuplai dua rumah warga yang berada di sekitar mata air. Dengan adanya hal itu, kita tidak dapat berbuat banyak, karena kita hanya dipamiti saja," terangnya. (tri/ris)



Post Date : 11 Maret 2010