|
KEJAYAN - Warga Dusun Klompang, Desa Tanggulangin, Kecamatan Kejayan, mangkrak. Proyek pengadaan tahun 2004 itu hingga kini tidak berfungsi. Akibatnya, masyarakat sekitar sulit mendapatkan sarana air bersih. Bahkan, diduga akibat mangkraknya proyek itu, beberapa meter pipa yang dipasang oleh dinas Cipta Karya sempat dijual oleh warga dan aparat desa. Selanjutnya, hasil penjualannya itu dibelikan yang lebih kecil dari ukuran semula. Hanya saja, yang disesalkan warga adalah tidak maksimalnya proyek yang sudah dianggarkan APBD Kabupaten 2004 lalu. Proyek dengan dana sekitar Rp 175 juta itu, menggunakan pipa paralon sepanjang 150 meter. Paralon inilah yang digunakan untuk mendistribusikan air ke pemukiman warga. Namun, saat pengerjaannya ternyata air yang disedot dari sebuah sumber air itu tidak keluar. "Tentu saja ini sangat ironis. Selain proyek ini sudah dianggarkan APBD, kebetulan desa yang kekurangan air bersih ini adalah tempat lahirnya Bupati Pasuruan sekarang, Jusbakir Aldjufri. Satu desa lain dusun. Jusbakir sendiri lahir di Dusun Besuk Desa Tanggulangin. Sementara, dusun yang mengalami kekeringan adalah dusun tetangganya, Klompang," ujar Said, salah satu warga. Di Tanggulangin, lanjut Said, ada empat dusun. Yakni Dusun Klompang, Besuk, Tembero dan Tanggulangin. Said bersama warga lainnya juga sudah berusaha melaporkan kasus ini ke DPRD dan dinas Cipta Karya. Namun, hingga kini belum ada tindakan riil dari dinas terkait. "Saya kira fungsi perencanaan, kontrol dan evaluasi dari dinas terkait sangat lemah. Kalau tidak mau dikatakan goblok. Sebab, sudah satu tahun, proyek ini muspro. Ini sama artinya menghambur-hamburkan uang rakyat tanpa bisa dinikmati pemanfaatannya oleh rakyat," tukasnya. Saking tidak sabarnya, Said dan juga beberapa lainnya siap untuk urunan jika memang hal itu dianggap yang terbaik. Jika dilihat sepintas, dampak dari muspronya proyek pengadaan air bersih ini disebabkan karena tidak adanya pompa pendorong. Selama ini, yang ada hanya pompa penyedot. Padahal, agar air itu bisa dialirkan ke warga melalui paralon yang ditanam, maka perlu pompa pendorong. "Kalau perlu, kami akan datangkan pompa sendiri, kalau memang tidak ada perhatian dari Pemda melalui dinas terkait," tukasnya. Sementara itu, salah satu anggota DPRD yang kebetulan berasal dari Besuk, Tanggulangin, Baidlowi Suhaimi mengaku sudah pernah melihat dari dekat proyek yang mangkrak itu. "Kalau saya melihat, proyek ini ada kesalahan teknis dalam perencanaannya. Sudah begitu, dinas terkait kurang tanggap di saat masyarakat Klompang butuh sarana air bersih," tandasnya. Baidlowi sendiri merasakan bagaimana sulitnya warga mendapatkan air bersih. Sebab, Klompang termasuk dusun yang cukup terisolir di sebelah selatan Kejayan. Para warga di sana banyak berharap dari air sungai. Namun, karena musim kemarau yang cukup panjang, sungai di sana mengering. Akibatnya, warga Klompang harus antri air ke dataran yang lebih rendah ke Tembero, yang agak jauh dari pemukiman mereka. "Kalau soal pipa yang dijual itu saya sendiri mendengar. Tapi, itu dijual untuk ditukarkan kembali pada pipa kecil, agar lebih panjang. Saya kira ini bukan tindakan kriminal. Yang paling penting sebenarnya adalah tindakan cepat dari dinas terkait. Karena ini sudah sangat mendesak sifatnya," tukasnya. Radar Bromo sendiri sudah berusaha menemui Kepala Dinas Cipta Karya Bambang Abimanyu di kantornya pada Kamis dan Jumat kemarin. Namun, Bambang tidak berada di tempat. "Waduh, Bapak tidak ada Mas. Mulai pagi tadi tidak ada," ujar Jojok S, Kepala TU di Dinas Cipta Karya Jumat kemarin. Bahkan, telepon selulernya selalu mailbox. (day) Post Date : 25 September 2005 |