|
Muara Teweh, BPost Proyek penyediaan air bersih Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Barito Utara (Barut) di Desa Tandrehean Kecamatan Teweh Tengah, ternyata ditentang warga setempat. Ini karena lokasi mengambil bahan baku air tidak sesuai dengan kehendak warga. Warga setempat menginginkan tempat mengambil bahan baku air di sebelah hulu Sungai Tandrehean, atau tepatnya di Bendungan Tandrehean. Pertimbangan warga karena air di sebelah hilir kotor dan rentan kering. Keinginan warga itu sendiri sudah disampaikan kepada dinas teknis sebelum proyek tersebut disetujui dewan. Namun begitu proyek turun, oleh pengelola bahan baku air tetap diambil di sebelah hilir yang rentan kering itu. Padahal proyek tersebut untuk mengantisipasi kekurangan air bersih di desa setempat. Akibatnya warga menentang, namun permintaan warga tetap tidak digubris oleh pengelola proyek. "Percuma kalau bahan baku air diambil di sebelah hilir, sebab di situ air mudah kering. Selain itu airnya juga kotor, karena berada di sebelah hilir bendungan. Katanya proyek tersebut untuk mengatasi kekurangan air bersih di desa ini. Mestinya sumber air diambil di sebelah hulu, minimal dekat dam," kata Munir, seorang pemuda desa setempat. Dikatakan, mereka sama sekali tidak menentang proyek tersebut namun bahkan berterima kasih, asalkan sumber air diambil di lokasi yang wajar dan masuk akal. Dengan kata lain, sumber air diambil pada lokasi yang tidak mudah kering dan kehiginisannya terjamin. Terpisah, Kepala Subdin Cipta Karya Dinas PU Barut Ir Hanafi mengatakan, tidak mungkin mengambil bahan baku air dari Bendungan Tandrehean, sebagaimana kehendak warga setempat. Hal itu mengingat elevasinya terhadap kawasan pelayanan pemasangan jaringan pipa, dikhawatirkan akan merusak struktur tanggul bendungan. edi Post Date : 23 September 2005 |