Program Penjernihan Air UGM Sering Rusak

Sumber:Kompas - 19 Agustus 2010
Kategori:Air Minum

YOGYAKARTA, KOMPAS - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas Gadjah Mada kembali menggelar program penyediaan air bersih tahap III di Desa Giriharjo, Kecamatan Panggang, Gunung Kidul. Mahasiswa fokus pada pendistribusian dan penjernihan air bagi warga.

Program distribusi dan penjernihan air ini digelar dari awal Juli hingga akhir Agustus. Kali ini mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) UGM berencana membangun sistem distribusi air dari tandon utama ke tandon kecil di dekat rumah penduduk. Sistem ini juga akan dilengkapi alat penjernih air demi kesehatan masyarakat.

Alat penjernih air yang digunakan adalah filter air dari hasil penelitian laboratorium Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknik UGM. Menurut Pengajar Teknik Fisika UGM Ahmad Agus Setiawan, mahasiswa KKN PPM UGM telah membangun instalasi solar water pumping atau pengangkatan air bertenaga surya sejak 2008 dan terealisasi pada KKN PPM periode 2009.

Pengangkatan air dengan tenaga surya juga diikuti pembentukan organisasi pengelolaan air dari masyarakat, yaitu Organisasi Pengelola Air Kaligede. Kepala Desa Giriharjo Istandi mengatakan, aliran air dari tenaga surya tersebut sudah dimanfaatkan warga.

Sering rusak

Namun, warga mengaku masih was-was terhadap pengelolaan air setelah nantinya program dari KKN PPM UGM benar-benar selesai. "Sekarang masih uji coba, tetapi sering rusak. Kami takut nantinya biaya perawatan akan mahal jika tetap menggunakan tenaga surya," kata Istandi, Rabu (18/8).

Menurut Istandi, upaya penjernihan air memang dibutuhkan warga untuk meningkatkan derajat kesehatan warga. Upaya penjernihan ini belum menjadi persoalan utama karena mayoritas warga kesulitan dalam penyediaan air di musim kemarau.

"Lebih ringan jika mengangkat airnya menggunakan listrik karena hanya butuh biaya operasional Rp 250.000 per bulan untuk 100 keluarga," ujar Istandi.

Apalagi, suku cadang alat pengangkatan air bertenaga surya ini masih harus didatangkan dari Jakarta. Masyarakat sekitar, kata Istandi, juga belum sepenuhnya memahami tentang teknologi sel surya. Air dari sel surya pun belum bisa dimanfaatkan sepanjang hari karena keterbatasan untuk menangkap energi matahari.

Saat ini, sel surya memenuhi kebutuhan air bagi 52 keluarga atau lebih kurang 200 penduduk. Dalam proposal KKN PPM UGM 2010, Koordinator KKN Unit Giriharjo Roni Eka Arrohman mengatakan, masih banyak warga di Giriharjo yang belum menikmati aliran air dan hanya mengandalkan air dari penampungan air hujan atau membeli air dari mobil tangki keliling. (WKM)



Post Date : 19 Agustus 2010