|
Tangerang, Kompas - Program pengelolaan sampah terpadu 3R atau reuse, recycle, dan reduce bermanfaat untuk menjaga kelestarian lingkungan. Program itu juga berfungsi memperpanjang usia tempat pembuangan akhir sampah atau TPA di semua perkotaan di Tanah Air. Demikian dikatakan Direktur Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum Budi Yuwono, Sabtu (12/4) di sela-sela kunjungannya ke lokasi Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat di Perumahan Mustika, Tiga Raksa, Kabupaten Tangerang. Menurut Budi, pihaknya akan mencontoh program itu untuk diterapkan di lebih banyak daerah di Indonesia, terutama di Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Raya. ”Untuk Kota Jakarta yang tidak memiliki TPA sendiri sangat mendesak dilakukan program pengelolaan sampah terpadu semacam ini,” ujar Budi. Program pengelolaan sampah terpadu 3R di perumahan itu mulai dilakukan sejak tahun 2005. Sampah para warga yang sebelumnya berceceran di perumahan dikumpulkan ke sebuah tempat pengolahan sampah dalam kompleks perumahan itu. Di tempat ini, tiga petugas memilah sampah yang bisa dibuat kompos, didaur ulang, dan yang tak bisa lagi diolah sehingga harus dibuang ke TPA. ” Setiap hari sampah yang terkumpul mencapai 234 meter kubik yang bisa diolah 138 meter kubik. Sisanya menjadi residu yang dibuang ke TPA,” kata Direktur Bina Ekonomi Sosial Terpadu (BEST) Hamzah Harun Al Rasyid. BEST adalah lembaga swadaya yang membuat program pengelolaan sampah terpadu, lalu diadopsi oleh Departemen PU. Menurut Budi Yuwono, Jakarta sebagai ibu kota negara semakin memiliki beban angkutan yang berat karena tak memiliki TPA sendiri. Jika di wilayah itu terdapat tempat pengelolaan sampah, jumlah sampah yang tak bisa didaur ulang akan jauh berkurang. (tri) Post Date : 14 April 2008 |