|
TOBOALI - Dalam rangka menyusun kebijakan mengenai Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) berbasis masyarakat, maka Kelompok Kerja (Pokja) Kabupaten Bangka Selatan menggelar Lokakarya Pendalaman Kebijakan dan Isu Strategis AMPL berbasis masyarakat selama dua hari, mulai Kamis (2/9) di Gedung Nasional Toboali. Lokakarya dihadiri para anggota dewan terpilih hasil pemilu tahun 2004, pegawai dari beberapa kecamatan di wilayah Kabupaten Basel, tokoh masyarakat dan agama serta para pemuda. Tampil sebagai pembicara dalam lokakarya tersebut, Yosa Yuliarsa, selaku Regional Communications Specialist dari The World Bank. Menurut Yosa, terselenggaranya proyek AMPL ini merupakan bantuan hasil kerjasama antar pemerintah Indonesia dengan Negara Australia untuk perbaikan sanitasi air minum dan penyehatan lingkungan di Indonesia. Ketujuh kabupaten di Indonesia yang ikut dalam program Waspola II yang rencana kerjanya selama lima tahun (2004 2008) yaitu Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Pangkep, Lombok Barat, Kebumen, Banten dan Sawahlunto serta Bangka Selatan. "Kabupaten Bangka Selatan merupakan daerah pertama kali diadakannya lokakarya ini. Selama ini kami dari pusat selalu memantau perkembangan Bangka Selatan terhadap apresiasinya tentang program AMPL dan Pokjanya ini. Kami selaku dari pihak Waspola II juga telah menyebarkan profil Bangka Selatan lebih dari 10.000 website ke seluruh dunia," ujarnya kepada Bangka Pos Group. Yosa mengharapkan, hasil dari lokakarya yang diprakarsai ojeh Pokja Kabupaten Basel ini dan didukung para pesertanya/pelaku pembangunan (stakeholder) mampu menyusun rencana kerja daerah AMPL berbasis masyarakat dan benar benar mencerminkan aspirasi masyarakat Basel. Sedangkan Huseiyn Pasaribu, konsultan untuk asistensi Waspola II yang bekerjasama dengan Pokja AMPL Kabupaten Basel mengatakan, agar pemahaman para peserta tentang kebijakan Nasional AMPL lebih mudah, maka dibuatkan bagan alur. (g15) Post Date : 03 September 2004 |