|
LAMONGAN - Produksi sampah di Kota Lamongan mengalami penurunan 5,01 meter kubik per hari. Pada 2007 mencapai 101,10 meter kubik dan tahun lalu (2008) menjadi 96,09 meter kubik. ''Semakin lama, seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, produksi sampah akan ikut bertambah. Sehingga penurunan produksi sampah di Kota Lamongan sangatlah menggembirakan,'' kata Kepala Badan Lingkungan Hidup Lamongan, Luluk Suprapti kepada Radar Bojonegoro, kemarin. Menurut dia, penurunan produksi sampah tersebut seiring perubahan konsep pembuangan sampah yang dilakukan di Kota Lamongan. ''Semula pembuangan sampah menerapkan konsep kumpul-angkut-buang. Tetapi sejak tahun lalu menerapkan konsep 3R, yakni reduce, reuse, dan recycle. Prinsipnya, sampah diolah menjadi barang bermanfaat, khususnya menjadi kompos,'' ungkapnya. Luluk melanjutkan, di lapangan konsep tersebut diterapkan dalam lima bentuk yakni pengomposan rumah tangga dengan keranjang takakura, pengomposan dengan drum komposter, pengomposan di rumah sakit, pemilahan sampah oleh pemulung, dan pengomposan di tempat pembuangan akhir (TPA). Menurut mantan asisten administrasi Pemkab Lamongan itu, sebanyak 1.000 bak sampah takakura telah di tersebar di rumah-rumah warga kota Lamongan dan berhasil mengubah 1,40 meter kubik sampah per hari menjadi kompos. Kemudian sebanyak 30 unit drum komposter juga disebarkan terutama di sekolah-sekolah mampu memproses 0,4 meter kubik sampah menjadi kompos per hari. Di rumah sakit berhasil berhasil memproses 0,25 meter kubik sampah per hari. Luluk menambahkan, keberadaan pemulung yang sering membuat timbunan sampah menjadi berantakan juga berhasil diberdayakan dengan dibentuk kelompok pemulung di tempat pembuangan sementara (TPS) dan TPA. ''Ada 94 pemulung yang berhasil diberdayakan dan mampu mengurangi 4,60 meter kubik sampah per hari ditambah 0,86 M3 pemrosesan sampah menjadi kompos di TPA,''tandasnya. (feb) Post Date : 23 Februari 2009 |