Produksi Sampah Meningkat

Sumber:Pikiran Rakyat - 18 Oktober 2010
Kategori:Sampah Luar Jakarta

NGAMPRAH, (PR).- Sejumlah kegiatan besar di Kota Bandung akhir pekan kemarin, berpengaruh terhadap volume kiriman sampah ke Tempat Pembuatan Kompos (TPK) Sarimukti, Kp. Cigedig Desa Sarimukti, Kec. Cipatat, Kab. Bandung Barat. Kendati demikian, peningkatan volume sampah ini terjadi dalam skala relatif kecil dan masih bisa tertanggulangi.

"Kalau ada event, kenaikan volume sampah dari Kota Bandung memang terasa, tapi tidak begitu besar. Diperkirakan hanya sekitar empat persen dibandingkan hari biasa," ujar Koordinator Pengaturan Penataan TPK Sarimukti, Riswanto (41), Minggu (17/11).

Pada hari biasa, rata-rata tercatat sekitar 2.000 meter kubik sampah yang dikirimkan dari Kota Bandung, diangkut menggunakan 89 truk sampah yang terbagidalam 183 ritase dalam satu hari. Sementara dari Kota Cimahi, volume sampah sebesar 240 meter kubik, dengan 20 truk dalam 31 ritase. Sedangkan dari Kab. Bandung Barat, hanya 124 meter kubik menggunakan 13 truk dalam 15 ritase.

Riswanto mengatakan, kenaikan volume sampah tersebut rutin terjadi jika ada kegiatan besar di Kota Bandung. Pasalnya, rata-rata pengunjung akan menghasilkan sampah dalam jumlah tertentu. Jika kegiatan berlangsung dalam skala besar,jumlah sampah akan ikut meningkat. Belum lagi jika dikaitkan dengan sampah sisa kegiatan, yang biasanya bervolume besar, misalnya bentuk kegiatan berupa pawai atau arak2an. Sejumlah hiasan akan menjadi sampah setelah kegiatan usai.

Lahan curah

Jika terkumpul dengan cepat, lanjutnya, sampah di lokasi kegiatan biasanya bisa langsung diangkut ke TPK Sarimukti. Namun tidak tertutup kemungkinan pengangkutan tertunda hingga keesokan harinya. Maka awal pekan ini, masih berpotensi adanya kiriman sampah dalam jumlah besar.

"Kadang kenaikan kiriman sampah itu bisa langsung terasa pada hari yang sama dengan event, atau bisa juga baru terasa besoknya," ujarnya.

Menurut Riswanto, untuk mengantisipasi lonjakan volume kiriman sampah, diberlakukan perluasan lahan curah. Selama ini lahan curah yang biasa digunakan memiliki panjang sekitar 20 meter dan lebar 15 meter. Upaya perluasan lahan curah ini ditempuh, agar mobilitas truk pengirim sampah tidak terganggu. Dengan demikian, diharapkan tidak ada antrean truk yang akan mencurahkan sampah.

Mengenai infrastruktur pendukung, di TPK Sarimukti saat ini disiapkan 5 unit kendaraan, terdiri dari 3 buldozer, 1 ekskavator, dan 1 well loader. Dari empat zona lahan TPK Sarimukti, yang saat ini aktif adalah zona empat. Tiga zona lainnya sudah penuh dan dalam tahap reklamasi. Di zona empat, volume sampah terisi sekitar 30 hingga 40 persen dari total lahan sekitar 4 hektare.

Sementara jam kerja di TPK Sarimukti tetap berlangsung seperti biasa, yakni pukul 3.00 - 21.00 WIB. Berlakunya jam kerja ini berbeda dengan antisipasi kenaikan sampah saat menjelang Idulfitri dengan kenaikan volume sampah mencapai 50 persen.

Riswanto menambahkan pula, sebenarnya volume kiriman sampah berkaitan juga dengan perilaku masyarakat di daerah pengirim. Pola penanganan sampah 3 R (reduce, reuse, recycle) di tingkat individu misalnya, secara tidak langsung bisa mengurangi volume sampah yang dikirim ke TPK Sarimukti. (A-179)



Post Date : 18 Oktober 2010