PALEMBANG (SINDO) – Rata-rata produksi sampah di Kota Palembang yang dihasilkan dari sekitar 1,5 juta penduduk mencapai 750 ton per hari, dengan komposisi sekitar 38% berasal dari sampah organik, 54% sampah anorganik dan sekitar 8% sampah bentuk lainnya.
Sampah organik itu bisa berupa makanan yang dihasilkan dari perumahan pemukiman. Sedangkan sampah anorganik merupakan sampah seperti kayu,kulit,plastik, karet,tekstil dan lainnya yang berasal dari pasar-pasar tradisional dalam Kota Palembang, termasuk pasar induk Jakabaring. ”Sampah-sampah yang dihasilkan tersebut lansung diangkut petugas di dua Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sukawinatan dan Karya Jaya Kertapati Palembang,”ujar Kasubag Perencanaan dan Evaluasi Diah Fitriani,kemarin.
Menurut dia, sebelum dibawa ke dua TPA yang ada, terlebih dahulu petugas kebersihan secara rutin mengambil sampah yang ada di sekitar 306 unit bak Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang tersebar di Kota Palembang. Dia belum bisa memastikan, apakah volume sampah untuk tahun ini mengalami peningkatan atau malah mengalami penurunan, karena diperlukan suatu pengujian yang didasarkan atas jumlah penduduk. “Jika penduduk bertambah, otomatis sampah juga akan bertambah.
Berdasarkan hitungan Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-3964-1994 menyebutkan, kalau satu orang bisa menghasilkan sampah sebesar 2,5 liter per kapita,”jelasnya. Sementara Kepala Bagian (Kabag) Administrasi Pasar Induk Jakabaring Bambang menyebutkan, rata-rata produksi sampah yang dihasilkan dari seluruh pedagang di Pasar Induk Jakabaring Palembang mencapai 6 ton per hari. Sampahsampah itu langsung diangkut petugas kebersihan dengan menggunakan 6 truk sampah setiap hari. (darfian jaya suprana)
Post Date : 17 Januari 2011
|