|
Jakarta, Kompas - Prestasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menjaga kebersihan turun. Tahun ini, DKI Jakarta hanya dapat meraih empat piala Adipura, atau berkurang satu piala dibanding pada tahun 2007, dan peringkat tertinggi kebersihan juga tidak lagi dipegang salah satu kota di Jakarta. Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengakui kondisi itu saat menyerahkan piala Adipura kepada Wali Kota Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Utara, Kamis (5/6) di Balaikota DKI Jakarta. ”Saya kecewa karena Jakarta Timur gagal meraih piala Adipura kali ini. Pemerintah kota dan semua warga harus kembali bekerja keras agar lima piala adipura dapat direbut kembali tahun depan,” kata Fauzi. Selain kehilangan satu piala adipura, peringkat satu adipura untuk kota metropolitan yang pada 2007 direbut Jakarta Pusat, kini jatuh ke Palembang. Jakarta Pusat bahkan melorot ke peringkat keenam. Fauzi meminta semua wali kota agar kembali memobilisasi warganya untuk menggelar kerja bakti setiap minggu. Kebersihan lingkungan dan fasilitas publik juga harus menjadi fokus utama. ”Saya, wakil gubernur, dan sekretaris daerah akan sering melakukan inspeksi tanpa pemberitahuan untuk memeriksa kerja bakti itu,” kata Fauzi. Wali Kota Jakarta Pusat Sylviana Murni mengatakan, penurunan peringkat adipura terjadi karena ada beberapa kelemahan yang belum dapat teratasi, seperti kondisi di Terminal Senen, Pasar Palmerah di Palmerah, dan Pasar Rawakerbau di Cempaka Putih. Selain itu, sebagian kerusakan ruas jalan juga belum tuntas diperbaiki. Masalah perparkiran, seperti di kawasan Pasar Tanah Abang, juga menjadi penyebab kesemrawutan lalu lintas di lokasi tersebut. Namun, kata Sylviana, Taman Suropati di kawasan Menteng tetap membanggakan karena dinobatkan sebagai taman terbaik se-Indonesia. Pihaknya akan menertibkan penggunaan Taman Monas untuk kegiatan yang melibatkan orang dalam jumlah banyak. ”Itu adalah wajah Jakarta Pusat dan harus dijaga bersama. Warga Jakarta boleh tetap berkegiatan di Taman Monas, tetapi nanti perizinan diperketat. Penanggung jawab kegiatan harus menandatangani kesepatakan akan bertanggung jawab jika terjadi hal-hal buruk, seperti kerusakan taman,” kata Sylviana. Wali Kota Jakarta Utara Effendi Anas mengatakan, Jakarta Utara berhasil menempati urutan kelima di tingkat nasional dan mengalahkan Jakarta Pusat. Selain itu, Jakarta Utara juga menerima penghargaan pasar terbaik di tingkat nasional, yakni Pasar Sunter Hijau. Pasar ini sebelumnya kumuh dan tidak tertata dengan baik. Sejak tahun 2007, semua pasar di Jakarta Utara terus dibenahi, tetapi hanya Pasar Sunter Hijau yang terpilih sebagai pasar terbaik. Keberhasilan Jakarta Utara meraih penghargaan tersebut berkat kerja keras semua lapisan warga masyarakat Jakarta Utara. Dari gelar ”kota terkumuh”, Jakarta Utara kini menjadi kota yang bersih, sehat, aman, nyaman dan beriman. (ECA/NEL/CAL) Post Date : 06 Juni 2008 |