|
[NUSA DUA] Potensi panas bumi (geotermal) di Indonesia sangat besar. Bahkan, mengacu data Geologi, potensi panas bumi di Indonesia merupakan yang terbesar di seluruh dunia, yakni sekitar 27.000 megawatt. "Indonesia dapat aktif berpartisipasi untuk ikut memberikan kontribusi terbesar terhadap lingkungan global melalui pemanfaatan energi bersih panas bumi," ungkap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat berpidato dalam peresmian proyek-proyek energi bersih panas bumi senilai US$ 326 juta, serta penandatanganan jual beli emisi gas rumah kaca dengan mekanisme pembangunan bersih (clean development mechanism/CDM), menjelang Konferensi Tingkat Tinggi 13th Session Conference of Parties to UN Framework Convention on Climate Change serta 3rd Session Meeting of Parties to Kyoto Protocol, Selasa (11/12). Dalam acara tersebut, dilakukan pula penandatanganan penerapan teknologi carbon capture storage (CCS), penyerahan proyek-proyek pengembangan panas bumi yang baru, serta penyerahan bantuan proyek air bersih kepada para gubernur. "Deposit sumber panas bumi di Indonesia sangat besar. Namun hingga hari ini baru dimanfaatkan dalam jumlah yang sedikit, bahkan sangat sedikit," kata Presiden. Di situlah, menurut Presiden, ada peluang besar untuk mengembangkan energi panas bumi sebagai sumbangan Indonesia pada dunia di bidang energi bersih dan terbarukan. Peraturan Presiden 5/2006 telah memiliki target menuju pemanfaatan energi campuran yang lebih ramah lingkungan pada 2025. "Dalam kebijakan energi nasional yang telah ditetapkan dan dijalankan menuju 2025, komposisi minyak atau bahan bakar yang berasal dari fosil akan diturunkan dari 52 persen komposisi sekarang, untuk nantinya menjadi tinggal 20 persen saja. Sementara, kontribusi panas bumi akan kita tingkatkan terus dengan sasaran lebih dari lima persen," kata Presiden. Dengan komposisi bahan bakar atau energi campuran, diyakini masa depan Indonesia akan lebih baik dari segi lingkungan. "Kami ingin agar kemiskinan terus berkurang. Pendapatan dan penghasilan rakyat diharapkan semakin baik. Tetapi kami menyadari pula, pembangunan tidak boleh merusak lingkungan," kata Presiden. Peluang bisnis energi panas bumi di Indonesia yang sangat besar diharapkan dapat mendukung pembanguan yang sedang dilaksanakan. "Cadangan atau deposit kita ada 27.000 megawatt. Itu sama dengan 40 persen cadangan panas bumi dunia. Dari cadangan 27.000 megawatt, ternyata baru digunakan sebesar 992 megawatt saja. Peluang masih besar," ujar Presiden. Potensi ini diharapkan dapat dikembangkan agar kebutuhan listrik di daerah-daerah Indonesia dapat dipenuhi. Sampai sekarang Indonesia masih kekurangan listrik. Hingga kini, Indonesia baru memiliki pembangkit berkapasitas 25.000 megawatt. "Kita punya program untuk meningkatkan listrik hingga 10.000 megawatt, tetapi itu pun masih kurang. Saya berharap ada kontribusi dari panas bumi untuk menambah listrik sehingga pembangunan lebih ramah lingkungan bisa dilaksanakan," kata Presiden.[E-9/137] Post Date : 12 Desember 2007 |