Prancis-Inggris Tawarkan Investasi

Sumber:Koran Sindo - 25 Januari 2012
Kategori:Sampah Luar Jakarta
YOGYAKARTA – Prancis dan Inggris menawarkan diri kepada Pemprov DIY untuk mengelola sampah di TPA Piyungan untuk diolah menjadi bahan bakar industri semen. 
 
Untuk memuluskan rencana itu, kemarin pagi Gubernur DIY didampingi sejumlah pejabat teras Pemprov menggelar pertemuan dengan Department For International Development (DFID) asal Inggris danAgency Franchise Development (AFD) dari Prancis di Gedung Wilis, Kota Yogyakarta. ”Rencananya,sampah ini akan dipakai untuk bahan bakar industri semen,” ujar Manager Kartamantu (Yogyakarta, Sleman, Bantul) Ferry Anggoro Suryo Kusumo. 
 
Sampah ini akan dikelola oleh Public Private Partnership dengan memberdayakan masyarakat yang berprofesi sebagai pemulung.Sekitar 200 pemulung akan dijadikan sebagai tenaga pemilah sampah. Menggunakan teknologi refuse derived fuel (RDF), sampah di TPA Piyungan akan diolah menjadi bahan bakar mirip batu bara muda.Kalori dari sampah ini mampu menghasilkan 2.000–4.000 kalori. 
 
Sistem ini sudah banyak dilakukan di sejumlah negara Eropa dan Asia,seperti Korea Selatan,Jepang, Inggris, dan Prancis. Melalui sistem ini, sampah yang ada mampu diolah sehingga menghasilkan sekitar 10% residu. Itu pun sudah berujud abu yang bisa dimanfaatkan untuk membuat con block. ”Kita targetkan tahun ini sudah bisa dilaksanakan,” ujar Ferry yakin. 
 
Tahun ini pemprov akan melakukan pembebasan lahan seluas 5 hektare di utara TPA Piyungan. Lahannya itu nantinya dijadikan tempat pengolahan sampah. Dengan asumsi produksi sampah sehari mencapai 350 ton,maka pembangunan pengolahan sampah tersebut diklaim mampu menuntaskan masalah sampah yang overload. ”Kita belum melihat nilai ekonomis, tapi bagaimana mengentaskan permasalahan sampah dan kelangsungan lingkungan hidup ini yang harus dipecahkan,”paparnya. 
 
Pemerintah juga tengah menjajaki kerja sama dengan Shimitsu Jepang untuk penanganan sampah melalui pemanfaatan gas metan.Caranya dengan melakukan penangkapan gas (metan capture).Teknologi ini akan memanfaatkan sekitar 12,5 hektare lahan di TPA Piyungan. Gubernur DIY Sultan Hamengkubuwono menginformasikan sudah meminta Prancis dan Inggris mengonsultasikan rencana tersebut kepada Kementerian Pekerjaan Umum. 
 
Sultan menilai yang dilakukan Jepang di TPA Piyungan sifatnya grant (hibah), sedangkan yang ditawarkan Prancis dan Inggris sifatnya investasi. ”Kalau bisa integrated, ya silakan saja dilakukan bersamasama,” tandas Sultan. 
 
Pemerintah Jepang akan berupaya menghilangkan gas metan. Sistem ini akan menggunakan listrik sekitar 10.000 watt untuk mengolah menjadi kompos. kuntadi


Post Date : 25 Januari 2012