Pos Bambangan Butuh Sumber Air

Sumber:Suara Merdeka - 25 Agustus 2005
Kategori:Air Minum
PURBALINGGA- Dukuh Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, yang menjadi pos pendakian ke Gunung Slamet, membutuhkan sumber air. Pada musim hujan, warga desa itu menampung air hujan dalam ember dan bak penampungan. Namun pada musim kemarau, mereka harus mencari air ke belik yang cukup jauh.

''Sekarang beberapa kali turun hujan. Jadi kami tak begitu kerepotan mencari air ke sungai yang mengering. Sekarang semestinya kan musim kemarau? Namun alhamdulillah masih turun hujan, sehingga kami tinggal menampung air hujan,'' ujar Slamet (26), warga desa itu.

Beberapa pendaki Gunung Slamet yang beristirahat di Bambangan sering mengeluh soal air bersih pada musim kemarau. Namun mereka tak bisa berbuat banyak karena kondisi alamnya seperti itu. Padahal, mereka membutuhkan air sebelum dan setelah mendaki.

''Kami membeli air minum di warung-warung. Namun kami kerap kesulitan saat membutuhkan air dalam persiapan pendakian. Karena itu kami berharap pada musim pendakian, ada jalan keluar soal air,'' kata Wardi (21), pendaki dari Purwokerto.

Disurvei

Pengelola Pos Bambangan Dinas Perhubungan dan Pariwisata, Ahmad Sobary, menuturkan di dukuh itu dua kali disurvei dua tim berbeda yang mencari sumber air. Menurut hasil survei, sumber air berada di kaki gunung di kedalaman 100 m.

''Sumber air itu adalah cekungan Baturraden menuju ke sumber Banyu Mudal di Pemalang. Debit airnya cukup besar. Kami pernah mengebor. Namun karena mata bor kecil akhirnya malah pecah. Padahal, harga mata bor itu Rp 2 juta,'' katanya.

Karena itu dia berharap ada pihak yang membantu pengeboran sumber air itu. Tentu dengan mata bor lebih besar. Jika sumber air itu ditemukan, kesulitan warga Kutabawa dan para pendaki pun teratasi. Pasokan air itu pun bisa dimanfaatkan untuk mengairi lahan sayuran di bawah Bambangan.

Saat pendakian massal memperingati HUT Ke-60 RI, belum lama ini, Sobary mendatangkan truk tangki PDAM untuk memasok air bersih di pos pendakian. Selama tiga hari truk itu mengangkut 30.000 l air yang ditempatkan dalam bak penampungan. Para pendaki menggunakan air itu secara gratis.

''Jika tak didukung air PDAM, kasihan para pendaki. Mereka kan butuh air bersih untuk keperluan pribadi. Padahal, jika mengandalkan air dari rumah warga, kasihan warga desa.'' (F10-53)

Post Date : 25 Agustus 2005