Pompa Tekan Tugu Atasi Kesulitan Air 12 Kelurahan

Sumber:Kompas - 16 April 2009
Kategori:Air Minum

Jakarta, Kompas - Warga 12 kelurahan di Jakarta Utara, yang selama lebih dari 10 tahun tak dapat menikmati layanan air bersih lewat jaringan pipa secara baik, kini bisa dilayani melalui Pompa Tekan Tugu. Pompa berkapasitas 700-1.000 liter per detik itu diresmikan pengoperasiannya oleh Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, Rabu (15/4).

Dengan dioperasikannya pompa, air bisa mengalir tanpa henti selama 24 jam. Kondisi itu memang jauh lebih maju jika dibandingkan dengan persoalan yang dialami warga Kalibaru dan 11 kelurahan lain selama lebih dari 10 tahun.

Selama ini jaringan pipa distribusi ke rumah pelanggan hanya mengalirkan air satu sampai dua jam, lalu mati lagi.

Gubernur pada kesempatan itu meminta pihak operator, yakni PT Aetra Air Jakarta (Aetra), meningkatkan mutu pelayanan. Masyarakat pengguna air juga harus mulai berperilaku sehat. ”Air bersih adalah kebutuhan primer untuk menuju masyarakat yang sehat,” katanya.

Peresmian pompa bertepatan dengan hari jadi pertama Aetra. Pompa bernilai investasi Rp 5 miliar ini bagian dari upaya operator meningkatkan suplai air yang lebih baik di 12 kelurahan, yakni Semper Barat, Koja, Tugu (Utara dan Selatan), Rawa Badak (Utara dan Selatan), Cilincing, Lagoa, Kalibaru, Marunda, Sunter Jaya, dan Warakas.

Sekalipun demikian, masih ada dua kelurahan paling ujung timur wilayah Jakarta Utara belum bisa terlayani segera, yakni Marunda dan Rorotan. Pihak operator mitra Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jaya itu membangun satu kios air di Kampung Bambu Kuning, Kelurahan Marunda.

Direktur Utama PT Aetra Syharil Japarin mengakui, pelayanan air bersih belum menyentuh semua kelurahan. Khusus di Marunda, pihaknya menyediakan kios air untuk melayani 300 keluarga. Kepemilikan dan pengelolaan kios air dilakukan Kelompok Swadaya Pengguna Air yang dibentuk warga setempat.

Gubernur Fauzi Bowo juga mengungkapkan, ke depan Pemprov DKI akan memberlakukan tarif yang lebih tinggi atau mahal bagi kelompok masyarakat yang mampu. ”Untuk masyarakat berpenghasilan rendah, kita upayakan untuk menekan tarif serendah-rendahnya,” katanya.

Di Bogor naik 10 persen


Sementara itu, terhitung April ini, tarif air ledeng PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor naik 10 persen, yang ditagih dalam rekening Mei mendatang. Kenaikan tarif tersebut, antara lain, terkait kenaikan inflasi dan keinginan perusahaan daerah meningkatkan pelayanan kepada konsumen.

Kenaikan 10 persen ini masih di bawah angka yang dibolehkan perda yang disetujui DPRD, yakni kenaikan hingga maksimal 20 persen dari tarif sebelumnya. ”Secara kumulatif, kenaikan 10 persen ini berarti harga air per meter kubik naik Rp 100 sampai Rp 200,” kata Direktur Utama PDAM Tirta Pakuan Memed Gunawan.

Selain faktor inflasi, manajemen memutuskan kenaikan tarif ini juga karena dana yang dimiliki PDAM terbatas, sementara masyarakat menuntut pelayanan bermutu dan menjangkau semua penduduk Kota Bogor. Saat ini cakupan pelayanan air ledeng hanya 47 persen dari jumlah penduduk yang mencapai sekitar 900.000 orang.

Menurut Memed, PDAM dituntut dapat secepatnya menjangkau 80 persen penduduk kota yang butuh pelayanan air minum. Itu artinya perlu investasi cukup besar bagi penambahan pipa sambungan ke rumah-rumah/konsumen. (CAL/RTS)



Post Date : 16 April 2009