|
KEDIRI- Pasokan air kepada para pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Perumahan Wilis Indah dan sekitarnya terganggu. Penyebabnya, mesin pompa air milik PDAM yang terdapat di kompleks perumahan itu terbakar. Kerugian dihitung mencapai Rp 77 juta. "Akibat kerusakan ini, kami harus mengirim surat permintaan maaf kepada para pelanggan," ujar Direktur Utama (Dirut) PDAM Kota Kediri Bintang Nurkholis kepada wartawan koran ini saat meninjau lokasi kemarin malam. Diungkapkan Bintang, peristiwa itu terjadi Selasa sore sekitar pukul 15.30. Filter membran pompa air yang berada di sebelah selatan kompleks Perumahan Wilis Indah (satunya lagi berada di sebelah utara, Red.) tiba-tiba kemasukan air. Namun, tidak ada petugas yang mengetahui. Inilah yang disesalkan Bintang. Sebab, petugasnya tidak mampu untuk segera mendeteksi keanehan yang terjadi. "Saat itu, baling-baling pompa tetap berputar, padahal air tidak keluar. Akhirnya voltagenya semakin tinggi dan terbakar," ungkapnya sambil geleng-geleng kepala. Akibat kerusakan ini, lanjutnya, pasokan air kepada sekitar dua ribu pelanggannya menjadi terganggu. Dampaknya, potensi pendapatan PDAM pun anjlok. "Dari sektor ini, kerugian kami mencapai Rp 18 juta," sambung mantan direktur keuangan PT Samaco, Malang ini. Kerugian tersebut, jelasnya, dihitung berdasarkan rata-rata jumlah pemakaian setiap hari. Yakni, 3 meter kubik x 2.000 pelanggan x 3 hari. Sebab, kerusakan sudah terjadi sejak Selasa sore. Ditambahkan Bintang, kerugian terbesar terdapat pada kerusakan satu unit pompa Subermersible seharga Rp 49 juta. Perusahaan harus menggantinya dengan yang baru. Begitu pula dengan panel kontrol dan kabel yang terbakar. Nilainya mencapai Rp 10 juta. Sebagai langkah antisipasi, PDAM langsung menggantinya dengan pompa air cadangan agar kebutuhan pelanggan tetap bisa dilayani. Namun, kapasitasnya hanya separo dari pompa yang lama. Jika pompa yang lama mampu mengalirkan air 20 liter per detik, pompa cadangan itu hanya 10 liter per detik. Makanya, untuk sementara, para pelanggan harus berhemat air terlebih dulu. "Tapi, saya sudah memesan pompa baru senilai Rp 50 juta dari Surabaya dan saya harap hari ini (kemarin, Red.) sudah terpasang," kata Bintang. Sementara itu, Hari Basuki, 50, warga Perumnas Wilis Indah, mengakui, sejak terjadi kerusakan tersebut, pasokan air ke rumahnya terganggu. "Apalagi kalau pagi. Mau salat juga susah," keluhnya. "Kami terpaksa harus nandon kalau malam hari," imbuh Agus Sujunadi, 37, warga lainnya. (dea) Post Date : 21 Mei 2005 |