Pompa dan Polder di Kali Asin

Sumber:Kompas - 16 April 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

Semarang, Kompas - Untuk mengurangi dampak banjir pasang atau rob di kawasan Kali Asin, Kelurahan Kuningan, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah atau Bappeda merencanakan pembangunan polder, pompa, dan kolam di sepanjang aliran dan persimpangan Kali Asin dan Kali Semarang.

Rencana yang akan direalisasikan tahun 2009 itu satu paket dengan proyek pembangunan Waduk Jatibarang yang dibiayai Japan Bank International for Cooperation (JBIC). "Proyek disertai dengan pelebaran sungai agar luas genangan rob bisa diminimalkan," kata M Farchan, Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan III Bappeda Kota Semarang, Selasa (15/4).

Menurut skema, Kali Asin yang melewati Kelurahan Kuningan akan diperlebar. Di pertemuan aliran Kali Semarang dan Kali Asin, dibangun kolam dan stasiun pompa untuk mengalirkan air rob ke laut. Mendekati muara Kali Semarang menuju laut, dibangun polder dan pompa untuk menampung banjir pasang.

"Pembangunan kolam di sepanjang aliran Kali Semarang itu menempati lahan seluas 6,8 hektar di sebelah barat sungai milik PT Indo Perkasa Usahatama (IPU)," kata Farchan. Belum ditentukan besar dana untuk proyek ini. Rapat perencanaan pembangunan akan digelar Kamis (17/4).

Selain Kali Semarang dan Kali Asin, proyek pembangunan pompa juga di Kali Baru. Menurut Farchan, perencanaan pengelolaan aliran air di ketiga sungai tersebut harus dikelola maksimal karena merupakan penyumbang genangan air pasang potensial di Semarang Utara.

Dampak reklamasi

Menurut penduduk Kelurahan Kuningan, reklamasi dan pembangunan properti di kawasan laut menyebabkan banjir pasang sejak tahun 2000 semakin parah.

"Sejak ada Marina, Tanah Mas, banjir makin parah. Tambak sebagai penampung air laut hilang. Banjir terparah yang sekarang ini, tiap hari tingginya sekitar satu meter," kata Sugiyanti (45), warga RT 10/RW 4.

Selain membuatnya terjaga pada malam hari, banjir juga membawa sampah dari pengasapan ikan. Menurut Sugiyanti, kotoran dan jeroan ikan sering masuk bersama genangan air pasang. "Baunya sangat busuk," katanya.

Wagimin (87), warga RT 10/RW 4 yang sejak lahir tinggal di Kelurahan Kuningan mengatakan, banjir pasang tidak pernah menyentuh kampungnya hingga tahun 2000. (A08)



Post Date : 16 April 2008