|
KEDIRI- Ribuan pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Perumahan Wilis Indah dan sekitarnya berlega hati. Sebab, mulai kemarin, pasokan air PDAM ke rumah-rumah mereka kembali lancar. "Jumat malam, pompa air yang baru sudah selesai kami pasang," terang Direktur Utama (Dirut) PDAM Kota Kediri Bintang Nurkholis kepada wartawan koran ini kemarin. Seperti diberitakan, Selasa sore lalu, pompa air yang terdapat di kompleks Perumnas Wilis Indah I itu terbakar. Akibatnya, pasokan air kepada sekitar 2.000 pelanggan di sekitarnya terganggu. Untuk mengatasinya, PDAM memasang pompa sementara yang kapasitasnya hanya 10 ribu liter per detik. Namun, Kamis pagi, perusahaan milik daerah itu mendatangkan mesin pompa air yang baru dari Surabaya seharga Rp 50 juta. Pompa baru inilah yang selesai pemasangannya pada Jumat malam. Menurut Bintang, pompa itu dibeli dari PT Triharsa Jaya. Seharusnya, pemasangan sudah selesai pada Kamis sore. Akan tetapi, saat hendak dipasang, ternyata timbul masalah. Kabelnya terbakar sehingga harus diganti. "Akhirnya, saya terpaksa harus memesan kabel sebanyak satu rol dari Surabaya senilai Rp 6 juta. Karena ini mendadak, saya harus menunggu hingga malam hari," jelas mantan direktur keuangan PT Samaco, Malang ini. Tapi, lagi-lagi muncul masalah. Hingga pukul 24.00, kabel berikut panel kontrolnya tidak juga datang. Padahal, rencananya, malam itu juga akan dipasang. Akibatnya, Bintang harus menunggu lagi hingga Jumat siang pukul 12.00. Pemasangan kemudian dilakukan setelah salat Jumat oleh delapan pekerja, tiga dari rekanan dan lima dari PDAM sendiri. Dibutuhkan waktu sekitar lima hingga enam jam. Sehingga, baru selesai pukul 20.00. Tapi, untuk panel kontrol masih butuh tiga hari lagi. "Sekarang air sudah kembali normal, 20 liter per detik. Tidak ada masalah lagi," terangnya. Untuk selanjutnya, Bintang akan melakukan pelatihan kepada petugas operator pompa. Maksudnya, agar kasus serupa tidak terulang lagi. Sebab, kebakaran pompa air di Perumnas Wilis Indah ikut disebabkan rendahnya penguasaan operator akan teknologinya. "Tugas mereka kan mengecek dan mengontrol sumur pompa. Kalau mereka tidak disiplin, kejadiannya akan seperti ini. Pasti ada sanksi. Mungkin turun pangkat atau mutasi," tegas Bintang. (dea) Post Date : 22 Mei 2005 |