|
JAKARTA -- Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat melaporkan aktivitasnya selama berada di lokasi bencana di NAD dan Sumut, kepada 'Tim Pengawas Penanggulangan Bencana Alam NAD dan Sumut DPR RI', Kamis (10/3). Ketua PMI, Mar'ie Muhammad memaparkan ada tiga tahapan operasi kemanusiaan mulai tahap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi. Menurut laporan PMI, tahap darurat hingga 8 Maret lalu PMI telah mengevakuasi 65 ribu jenazah ditambah sedikitnya 22 ribu jenazah ribu khusus di Banda Aceh bekerja sama dengan TNI dan SAR. PMI mendistribusikan bantuan makanan, pelayanan kesehatan, penyediaan air bersih dan sanitasi. Selain itu, PMI aktif sebagai penghubung antara korban yang selamat dengan anggota keluarga yang hilang. Penyatuan keluarga ini, menurut Mar'ie, dilakukan dengan cara pesan Palang Merah, baik melalui surat maupun kontak telepon satelit yang telah dilayani lebih dari 20 ribu orang. Dihadapan anggota Tim Pengawas Penanggulangan Bencana Alam NAD dan Sumut DPR RI yang diketuai Wakil Ketua DPR RI, Muhaimin Iskandar, diputarkan pula slide film tahapan kerja PMI selama di lokasi tersebut. Untuk tahap rehabilitasi dan rekonstruksi, PMI mentargetkan selama lima tahun ke depan, sekaligus meningkatkan taraf hidup masyarakat yang terkena bencana. ''Tahap ini PMI akan memfokuskan wilayah yang dianggap rawan bencana,'' tegas Mar'oe didampingi pengurus PMI pusat lainnya. Wilayah itu di antaranya, Simeulue, Aceh Barat, Aceh Jaya, Aceh Besar, Banda Aceh, Pidie, Bireun, Aceh Utara, Lhokseumawe, Aceh Timur dan Nias. PMI melalui pengurus daerah dan cabang di NAD dan Sumut menyediakan rumah tinggal sementara bagi seribu keluarga di tiap wilayah yang terkena dampak bencana. Mereka itu, lanjut Ma'ie, mendapat bantuan kebutuhan hidup dan rumah tinggal permanen. Di wilayah itu pun PMI merehabilitasi sekolah, pusat kesehatan dan meunasah berikut perlengkapannya. Sementara dari Banda Aceh dilaporkan, sebanyak 150 pasukan Jerman, dari Angkatan Darat, Laut, dan Udara, serta sipil, sejak sepekan telah selesai melakukan misi kemanusiaan bidang kesehatan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) pasca-bencana alam gempa bumi dan tsunami. Salah seorang tenaga medis, Dr Rieffel kepada wartawan di Banda Aceh, Kamis (10/3), mengatakan, misi kemanusiaan pasukan Jerman di Aceh sudah berakhir dan mereka akan kembali ke negaranya secara bertahap. Disebutkan, mulai Kamis, sebanyak 60 personel akan meninggalkan Aceh dan terakhir pada 18 Maret mendatang. Pasukan Jerman yang datang ke Banda Aceh pada 3 Januari 2005, melakukan misi kemanusiaan bidang kesehatan dengan membuka klinik lengkap bersama peralatan operasi di Rumah Sakit Zainoel Abidin Banda Aceh. Selama melakukan pelayanan kesehatan di daerah itu, tim medis Jerman telah memeriksa sedikitnya 3.000 pasien dari berbagai penyakit.(vie/ant ) Post Date : 12 Maret 2005 |