PLTSa Akan Dibangun di TPA Bantargebang

Sumber:Pikiran Rakyat - 11 Februari 2009
Kategori:Sampah Luar Jakarta

BEKASI, (PR).- Tumpukan sampah yang ada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantargebang dan Sumur Batu Bekasi akan segera dijadikan sumber energi listrik. Diproyeksikan, tahun 2011 nanti TPA ini sudah dapat menghasilkan listrik sebesar 26 megawatt.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, Dudy Setiabudhi menuturkan, projek ini masih harus menunggu hasil registrasi PBB yang akan selesai Juni 2009 mendatang. Menurut dia, sampah di TPA itu akan diubah menjadi energi listrik melalui pembakaran gas metana sampah.

Untuk TPA Sumur Batu yang dikelola PT Gikoko Kogyo Indonesia, dokumen registrasinya harus direvisi sebanyak enam kali karena aturan dunia soal pengolahan sampah ramah lingkungan beberapa kali berubah. Bahkan, proses registrasinya bisa mencapai satu tahun.

Projek dengan nilai total investasi sebesar 1,2 juta dolar AS ini diperkirakan mampu membakar 50.000-60.000 ton karbon dioksida (CO2) per tahun dari total sampah yang masuk ke TPA, sekitar 300 ton per hari. Karbon ramah lingkungan yang dihasilkan akan dibeli oleh Belanda.

"Sebenarnya, teknologi gas metana sampah sudah terpasang sejak Juni lalu. Proses pembakaran pun sudah bisa berjalan, tapi hasilnya tidak bisa dihitung sebagai kewajiban mengurangi emisi gas rumah kaca sebelum registrasi dari PBB diperoleh," ungkap Dudy.

TPA Sumur Batu diperkirakan memproduksi listrik 120 ribu watt. "Sementara masih dipakai untuk mesin kecil dengan ukuran produksi 60.000 watt listrik," ungkap Dudy.

Sementara itu, untuk projek pengolahan gas metana menjadi energi listrik oleh PT Godang Tua di TPA Bantargebang sebenarnya masih membutuhkan penambahan area lebih dari 10 hektare. Saat ini telah ada tanah warga yang baru saja dibebaskan oleh Pemerintah DKI Jakarta seluas 2,3 hektare.

Pembangunan fasilitas industrialisasi di TPA Bantargebang, kata Dudy, direncanakan dimulai 25 Februari 2009. Bahkan, pemancangan tiang pabrik direncanakan akan dihadiri Menteri Negara KLH Rachmat Witoelar, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, dan Wali Kota Bekasi Mochtar Mohammad. Sementara itu, pembangunan instalasi listrik akan dilakukan mulai 2010. "Pembuatan energi listrik ini dilakukan melalui pembakaran sampah dengan suhu mencapai 3.000 derajat Celsius. Salah satu manfaat dari pembakaran gas metana sampah adalah munculnya energi listrik dengan cara mentransfer panas dari pembakaran sampah menjadi energi listrik," kata Dudy. (A-155)



Post Date : 11 Februari 2009