|
SUBANG, (PR).Pipa transmisi berdiameter 250 mm milik perusahaan daerah air minum (PDAM) Tirta Rangga Kabupaten Subang, Selasa (19/9) kembali jebol. Kali ini terjadi pada pipa transmisi yang berada di Jln. A Yani - Pasirkareumbi, Subang. Akibatnya, pasokan air ke pelanggan menjadi terganggu, terutama pelanggan yang berada di wilayah PDAM Cabang Subang. Beberapa petugas PDAM Subang yang tengah melakukan perbaikan atas pipa yang jebol kepada "PR" mengungkapkan, kerusakan pada jaringan pipa transmisi kali ini terjadi di bagian sambungan. "Karena karet pada bagian sambungan telah aus akibatnya air mengalir keluar," ujar salah seorang petugas. Dikatakan, seringnya terjadi kerusakan pada pipa transmisi yang mengganggu pasokan air kepada para pelanggan dimungkinkan karena kondisi perpipaan yang ada relatif sudah tua. Di luar itu, kata dia, banyaknya kendaraan dengan beban berat yang melintas di jalur jalan yang di bagian bawahnya dilintasi jaringan pipa PDAM juga menjadikan jaringan pipa yang ada ikut tertekan dan gampang retak. Karenanya, bila jaringan pipa tidak segera dilakukan penggantian atau digeser ke lokasi yang lebih aman dari tekanan lintasan kendaraan, gangguan terhadap kemacetan pasokan air untuk pelanggan tetap sering terulang. Diperoleh keterangan, pada pekan sebelumnya kerusakan pipa juga terjadi di Jalan Raya Tanjungwangi, tepatnya depan Balai Benih Ikan Kec. Cijambe, Subang. Adanya kerusakan tersebut mengakibatkan pendistribusian air ke beberapa kompleks perumahan terganggu. Penghentian mendadak aliran air, banyak warga yang kelabakan. Direktur Utama PDAM Tirta Rangga Kab. Subang, Drs. H. Dedy Pujasumedi, M.Si. didampingi Direktur Umum, Dede Muhammad Asrori, S.E. yang dikonfirmasi membenarkan ihwal terhentinya pasokan ke beberapa wilayah permukiman akibat adanya kerusakan pada pipa transmisi. "Pipa transmisi yang ada mengalami pecah pipa sehingga gangguan pasokan tidak saja ke wilayah timur juga pelanggan ke daerah barat. Namun kita akan berusaha maksimal memperbaikinya," kata H. Dedy. Mengenai kerusakan pipa, dijelaskannya, hal itu terjadi karena pipa transmisi yang terpasang sudah terlalu tua. Pipa transmisi dari bahan semacam fiber dan PVC tersebut usianya sudah mencapai di atas 20 tahun hingga menjadi sangat rentan terhadap tekanan. Selain kondisi pipa yang relatif tua, juga terjadi perubahan tanah di musim kemarau ini yang menjadi mudah tergetar oleh lalu-lalang kendaraan. Akibat getaran yang terjadi, pipa menjadi retak dan mengalami kebocoran. "Kondisi rentan juga bisa terjadi pada saat pergantian musim dari kemarau ke musim hujan. Untuk itu, kami akan mengantisipasinya semaksimal mungkin hingga pelanggan tidak dirugikan," tandas H. Dedy Pudjasumedi seraya mengatakan berencana mengganti pipa lama dengan yang baru. (A-96) Post Date : 20 September 2006 |