Pidie, Kompas - Pemerintah Kabupaten Pidie, Nanggroe Aceh Darussalam, kewalahan menangani dampak bencana banjir bandang yang menghancurkan enam desa di Kecamatan Tangse, Kamis lalu. Banjir tersebut menghancurkan 751 rumah serta 8 jembatan dan merusakkan jalan sepanjang 6 kilometer.
Bupati Pidie Mirza Ismail, Sabtu (12/3), menyatakan, kerugian keseluruhan akibat banjir tersebut mencapai Rp 1 triliun, sedangkan anggaran bencana yang tersedia di daerah itu hanya Rp 300 juta. ”Kami amat berharap bantuan dari pemerintah pusat dan provinsi untuk menangani bencana ini,” ujarnya.
Ia mengatakan, kerusakan fisik akibat banjir bandang itu melumpuhkan perekonomian warga di enam desa, yakni Layan, Ranto Panyang, Blang Pandak, Peunalom Sa, Peunalom Dua, dan Blang Jreut. Akses jalan raya menuju ke desa-desa itu rusak dan sulit dilalui kendaraan. Selain itu, sawah dan ladang petani juga rusak.
Dari 12.000 warga di keenam desa itu, sekitar 7.000 orang kini mengungsi. Mereka juga banyak yang mengalami kerugian karena saat banjir tanaman pertanian mereka umumnya sedang panen. ”Dengan mengungsi beberapa hari, mereka tak berpenghasilan,” lanjutnya.
Pemerintah Kabupaten Pidie menetapkan masa tanggap darurat hingga sepekan ke depan. Namun, dengan dampak yang ada saat ini, diperkirakan butuh waktu satu tahun lebih untuk membuat wilayah yang terkena banjir pulih kembali.
Sementara itu, hingga Sabtu sore, sebagian besar akses jalan desa yang terkena banjir masih rusak dan tertutup material banjir, seperti lumpur, batu, dan kayu gelondongan.
Banjir di Cirebon
Banjir juga merendam sedikitnya 400 rumah warga di dua kecamatan di Kota Cirebon, Jawa Barat, Jumat malam hingga Sabtu petang. Banjir di Kecamatan Harjamukti dan Lemahwungkuk tersebut dipicu oleh hujan deras selama tiga jam pada Jumat malam, mulai pukul 19.00.
Hingga Sabtu malam, sejumlah titik di dua kecamatan itu masih terendam air setinggi hampir 1 meter.
Adapun di Magelang, Jawa Tengah, banjir dari luapan Kali Putih menerjang 37 rumah di Dusun Klumpukan, Desa Seloboro, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang.
Berbeda dengan kejadian sebelumnya, banjir kali ini tidak membawa material vulkanik, tetapi hanya berupa air dan lumpur.
Banjir kali ini tidak menimbulkan kerusakan fisik ataupun korban jiwa. Ketinggian air mencapai 1-2 meter. (REK/HAN/EGI)
Post Date : 13 Maret 2011
|