|
BANDUNG, (PR).- Masyarakat pariwisata yang tergabung dalam asosiasi PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) Kota Bandung, tidak menginginkan terjadi penumpukan sampah untuk kedua kalinya. Sebab, hal itu akan berakibat menurunnya wisatawan yang datang ke Bandung. Jika pemerintah telah mendapatkan solusi untuk mengatasi sampah, PHRI Kota Bandung akan mendukung sepenuhnya. Ketua PHRI Kota Bandung, Edi Rachmat mengatakan hal itu kepada wartawan, Minggu (20/1) di Hotel Horison Bandung. Apa yang dilakukan Pemerintah Kota Bandung untuk mencari solusi tentunya telah melalui suatu pengkajian dan analisis yang tidak sembarangan. Sehingga ketika muncul solusi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) sebagai program mengatasi sampah, hal itu merupakan alternatif yang paling baik. "Kami para pengusaha dan pengelola hotel dan restoran di Kota Bandung pernah merasakan akibat bertumpuknya sampah, sehingga berdampak pada berkurangnya kunjungan wisatawan ke Bandung. Mereka takut dengan adanya sampah yang bertumpuk yang akan menimbulkan wabah penyakit, juga baunya yang menyengat. Kondisi ini sangat berpengaruh bagi kalangan perhotelan dan restoran di Bandung," ujar Edi yang juga Wakil Wali Kota Cimahi ini. Sosialisasi transparan Menurut dia, kalangan asosiasi kepariwisataan berharap pada Pemkot Kota Bandung untuk tetap konsisten melaksanakan rencana pembangunan PLTSa untuk kepentingan Kota Bandung. Di samping itu, sosialisasi secara transparan harus dilakukan agar masyarakat mengetahui secara jelas dampak dari PLTSa. "Sebenarnya, terjadinya kontra terhadap PLTSa karena ketidaktahuan masyarakat. Sosialisasi kurang dilakukan dengan baik. Kami yakin, terlebih adanya tim ahli dari ITB akan berhitung kepada dampak polusinya. Jadi PHRI Kota Bandung berharap dalam mengatasi sampah ini harus tuntas," tuturnya. Ia berpendapat, persoalan sampah di Kota Bandung merupakan persoalan berat jika tidak segera diatasi. Untuk memecahkan persoalan yang dilematis ini, warga harus bersama-sama memahami tujuannya demi citra Kota Bandung. Dengan demikian, Kota Bandung tetap menjadi kota yang bersih, nyaman, dan tertib. "Kalangan peneliti sudah mengatakan, dengan metode PLTSa ini apa yang dikhawatirkan tentang dioksin yang dihasilkannya, justru dapat ditekan hingga ambang batas," ujarnya. (A-73) Post Date : 21 Januari 2008 |