Petani Rugi Rp 15 Miliar

Sumber:Kompas - 20 Januari 2009
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

Semarang, Kompas - Banjir di Jawa Tengah yang merendam 10.620 hektar tanaman padi mengakibatkan petani di daerah itu rugi hingga Rp 15 miliar. Di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, banjir juga mengakibatkan 52 kilometer jalan rusak.

Banjir di Jawa Tengah menerjang tanaman padi di 10 kabupaten dan kota sejak awal Januari. Dari total luas tanaman yang terendam, 1.146 hektar di antaranya puso (gagal panen).

Sawah yang puso semuanya di Kabupaten Jepara. ”Padi dipastikan puso jika terendam seminggu,” ujar Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Tengah Aris Budiono di Semarang, Senin (19/1).

Menurut Aris, potensi kerugian akibat banjir bisa mencapai Rp 15,1 miliar. Perhitungan itu dengan asumsi produktivitas per hektar 5,5 ton dengan harga pembelian pemerintah Rp 2.400 per kilogram gabah kering panen.

Ketua Persatuan Petani dan Nelayan Sejahtera Indonesia Jateng Riyono mengatakan, bantuan pemerintah bagi petani yang padinya puso akibat banjir belum integral. ”Pemerintah seharusnya tidak hanya memberikan bantuan benih, tetapi juga bantuan stimulans untuk mengolah lahan pascabanjir,” kata Riyono.

Di Kabupaten Kudus, sebagian besar pengungsi korban banjir pada Senin malam sudah kembali ke rumah masing-masing. Dari 3.881 pengungsi, saat ini tinggal 1.199 pengungsi. Sebagian besar mengungsi di terminal kargo Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati.

Sebagian korban banjir di Karawang, kemarin, juga masih mengungsi di kantor desa, masjid, sekolah, dan tenda. Mereka khawatir terjadi banjir lagi karena tanggul Sungai Citarum yang jebol di Kelurahan Tunggakjati, serta di Desa Kuta Ampel, Batujaya, belum diperbaiki.

Harun (39), warga Desa Kalangsari, mengatakan, di dalam rumah genangan masih 20-50 sentimeter.

Banjir di Karawang juga mengakibatkan 52 kilometer jalan kabupaten dan provinsi rusak. Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan Karawang Iyet Dimyati mengatakan, jalan menjadi rusak karena terendam lebih dari satu hari dan terkikis arus air.

Butuh bantuan


Di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, hingga sepekan setelah banjir bandang, aktivitas belajar di 37 SD, SMP, SMA, dan madrasah belum berjalan. Aktivitas warga pun masih lumpuh.

Di beberapa kecamatan, seperti Allu, Limboro dan Tinambung, umumnya rumah-rumah dan permukiman warga masih tertimbun lumpur setinggi 20-70 sentimeter. Batang kayu besar, ranting pohon, dan material reruntuhan bangunan malang melintang dengan ketinggian hingga lebih dari satu meter.

Sebagian warga masih tidur di tenda-tenda di bekas permukiman atau tanah lapang. ”Bantuan bahan makanan boleh dibilang sudah cukup. Bantuan sangat mendesak adalah alat berat dan tenaga manusia untuk membersihkan timbunan material dan lumpur,” kata Agi (38), warga.

Kerusakan daerah aliran Sungai Deli di Kabupaten Karo, Deli Serdang, dan Medan, Sumatera Utara, yang semakin parah membuat banjir makin sering terjadi. Januari ini, dua kali Sungai Deli meluap dan menggenangi ribuan rumah di Medan. Anggota Forum DAS Deli, Luhut Sihombing, mengatakan hal itu hari Senin.(WSI/SUP/MKN/REN/ILO)
 



Post Date : 20 Januari 2009