|
MAJALENGKA, (PR). Petani di 6 desa, masing-masing Kawunghilir dan Tajur, yang termasuk Kecamatan Cigasong, serta Cikedung, Pasanggrahan, Kawunggirang, Cieurih, dan Cioray, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka, meminta agar PDAM meninjau kembali rencana pengambilan air dari Sungai Cilongkrang. Pasalnya, jumlah air baku sungai tersebut dinilai tidak mencukupi untuk mengairi sawah mereka, apalagi jika sebagian diambil oleh PDAM. Beberapa petani di wilayah Cikedung, Pasanggrahan serta Kawunggirang, menyebutkan Sungai Cilongkrang pada saat musim kemarau debitnya terus menyusut hingga lebih dari setengahnya. Akibatnya, areal pertanian di wilayah hilir yang biasanya dialiri air dari Cilongkrang, kini tidak kebagian lagi. Seperti diungkapkan Soleh dan Dail, petani dari pasanggrahan, akibat minimnya air, maka pihak pengairan pun melakukan gilir giring. Dengan sistem tersebut banyak areal sawah yang tidak bisa teraliri air hingga telantar. Ia lantas menyebutkan untuk areal pertanian di wilayah Pasanggrahan mendapat giliran air selama dua hari, yakni pada Minggu dan Senin, setelah mendapat giliran dari wilayah Cikedung. Bahkan semula Cioray dan Tajur pun sebelumnya tidak mengambil pasokan air dari Cilongkrang. Namun akibat tidak ada lagi sumber air untuk Tajur dan Cioray, daerah itu pun meminta pasokan air dari Cilongkrang. Hal sama juga disampaikan oleh petani lainnya bernama Lehan yang menyebutkan, jika air sungai itu diambil oleh PDAM, wilayah Kawunghilir yang berada paling hilir tidak akan mendapat pasokan air lagi. Karena, pengambilan debit air 2 liter/detik saja berpengaruh banyak untuk persawahan. Direktur PDAM Kabupaten Majalengka Aan Suhendar, saat dikonfirmasi mengakui adanya rencana pengaambilan air dari Sungai Cilongkrang untuk memenuhi kebutuhan air bersih di wilayah Kadipaten dan sekitarnya atau untuk sekitar 2.000 konsumen tersebut. Menurut dia, pengambilan air dari Sungai Cilongkrang itu disebabkan tidak ada lagi sumber air yang bisa dimanfaatkan untuk menyuplai kebutuhan air baku PDAM. "Kita hanya akan mengambil sisa pemakaian petani, di samping tidak ada lagi sumber air dari tempat lain," ungkap Aan. Ia menyebutkan kebutuhan air baku untuk bisa melayani 2.000 konsumen, diperkirakan mencapai 40 liter/detik. Sementara kondisi air di Sungai Cilongkrang saat ini sebesar 200 liter/detik. (C-34) Post Date : 22 Agustus 2006 |