Petani Berebut Air Kedungombo dengan PDAM

Sumber:Suara Merdeka - 19 Juli 2006
Kategori:Air Minum
GROBOGAN- Petani di Toroh, Grobogan, kemarin berebut air Kedungombo di saluran Sidorejo, tepatnya di Desa Sugihan, Kecamatan Toroh dengan Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM). Rebutan itu dilakukan dengan menutup pintu saluran dengan cara paksa di Ngrombo. Kejadian seperti itu selalu terjadi setiap saluran irigasi Kedungombo ditutup untuk perbaikan tanggul dan bangunan saluran yang bocor.

Penutupan sepihak tersebut menyebabkan PDAM tak dapat menyedot bahan baku untuk air bersih sesuai dengan debit yang dibutuhkan. Namun, petani di hulu pintu Ngrombo tersebut mengaku puas, karena dapat memanfaatkan air untuk ngocor tanaman jagung, membasahi sawah yang ditanami sayuran dan lain-lain.

Petani menutup pintu itu sampai air yang ditampung di saluran tersebut sama tingginya dengan tanggul. Bahkan, beberapa mili lagi, air saluran dipastikan melimpas. Cara seperti itu dikhawatirkan membayakan tanggul. Sebab bila tanggulnya retak, dipastikan bangunan jebol, karena tak mampu menahan tekanan air dalam debit besar.

Beberapa tahun sebelumnya, penutupan pintu saluran seperti itu menyebabkan tanggul di Desa Pilangpayung dan Truwili jebol. Petani dan PDAM sama-sama tak dapat mendapatkan air untuk mendukung usahanya. Bahkan, Dinas Pengairan Grobogan, Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Kudus, petani pemakai air dan lainnya terpaksa mengeluarkan sejumlah dana untuk perbaikan tanggul tersebut.

Piket

Untuk mengantipasi supaya jatah PDAM tak terganggu, pihak perusahaan menjadwalkan beberapa karyawannya piket di lokasi penyedotan. Namun, piket itu dinilai tak efektif. Sebab, mereka selalu kalah menghadapi kenekatan para petani dalam upaya memperoleh air untuk tanamannya. Tahun sebelumnya, petugas Polsek Toroh sempat diterjunkan ke lokasi saluran irigasi untuk mengadakan pengamanan. Namun ketika petugas selesai berpatroli, rombongan petani ramai-ramai menutup pintu saluran di atas lokasi penyedotan PDAM.

Dirut PDAM Grobogan Mulyadi SP mengatakan, rebutan air seperti itu selalu terjadi dalam setiap tahunnya, terutama saat saluran irigasi Kedungombo dikeringkan untuk perbaikan. Rebutan tersebut semakin tak terkendali, ketika mendekati penutupan total, yaitu 1-31 Agustus mendatang.

Namun untuk aksi kemarin sudah dapat diselesaikan dengan baik antara pihaknya dan petani pemakai air. Dia mengatakan, beberapa petugas di perusahaannya memang diterjunkan untuk piket di lokasi penyedotan di Bendung Saluran Sidorejo (BSR) Sugihan Toroh.

Piket itu dilakukan supaya PDAM tetap mendapatkan jatah dari air Kedungombo untuk diolah di instalasi pengolahan air (IPA) Sambak Danyang.

Sekarang ini persediaan air di IPA itu tidak hanya untuk didistribusikan kepada pelanggan di Purwodadi dan sekitarnya. Tetapi sebagian digunakan untuk mencukupi pengedropan air bersih ke desa-desa melalui delapan armada PDAM dan Pemkab.

Setiap desa yang jauh dari IPA, dialokasikan mendapatkan pengiriman air bersih dua kali. Dan yang dekat bisa lima kali sampai enam kali. Kepala Dinas Pengairan Grobogan Rudi Atmoko belum berhasil dihubungi.

Beberapa stafnya menyatakan dinas itu akan segera koordinasi dengan kelompok petani pemakai air di Toroh, PDAM, Balai PSDA Kudus, dan lain-lain, untuk mengatur distribusi air untuk kepentingan tanaman pangan, air bersih ataupun lainnya. (A23-16s)

Post Date : 19 Juli 2006