Pesisir Lampung Jadi Tempat Buang Sampah

Sumber:Kompas - 23 Januari 2011
Kategori:Sampah Luar Jakarta

BANDARLAMPUNG, KOMPAS.com - Pesisir Teluk Lampung di wilayah Bandarlampung kini makin banyak dipenuhi sampah, terutama plastik bekas kemasan makanan dan minuman, sehingga kawasan pesisir itu makin rusak dan kotor.

Berdasarkan pantauan di pesisir Telukbetung dan Panjang, Kota Bandarlampung, Minggu (23/1/2011), sampah plastik dan sampah lainnya berserakan memenuhi pasir putih pesisirnya.

Di pesisir Telukbetung, seperti di kampung nelayan Desa Sukaraja, tumpukan sampah tetap memenuhi pantai tersebut, sehingga pantai itu berubah menjadi lautan sampah.

Nelayan setempat mengemukakan, pantai tersebut awalnya pasir putih, namun sekarang berubah menjadi lautan sampah yang terbawa ombak ke pantai.

"Sampah itu berasal dari laut, bukan dibuang warga sini ke pantai. Dulu pantai ini putih, kini menjadi penuh sampah," kata salah satu nelayan setempat, Nawawi.

Nelayan setiap hari menangkap ikan dengan menarik jaring dari tengah laut ke pesisir pantai.

Selain ikan, banyak sampah plastik yang tersangkut dalam jaring mereka. Sampah itu kemudian dibuang di pesisir pantai, sehingga tumpukan sampah makin menumpuk.

Sampah plastik itu tetap dibiarkan Pemkot Bandarlampung memenuhi pesisir pantai Desa Sukaraja, meski lokasi pesisir itu tidak jauh dari pusat kota.

Sampah juga banyak memenuhi pesisir Panjang, seperti pantai Pelabuhan Srengsem. Sampah itu terbawa ombak dari tengah laut ke pesisir pantai. Hal serupa juga terjadi di pesisir pantai lainnya di Lampung.

Kurangnya kesadaran warga menjaga kelestarian lingkungan mengakibatkan mereka membuang sampah ke laut, terutama sampah rumah tangga dan industri.

Perairan Teluk Lampung kini makin tercemar oleh sampah dan berbagai jenis limbah industri dan rumah tangga lainnya.

Berbagai kalangan juga mengharapkan pemerintah daerah di Lampung lebih serius mempertahankan keberadaan hutan bakau tersisa di daerah itu.

Lebih dari 70 persen hutan bakau di Lampung rusak parah. Dari 160 ribu hektare hutan bakau, lebih dari 136 ribu hekatar telah rusak parah.

Hutan bakau yang tersisa diperkirakan hanya 1.700 ha, namun nasib hutan mangrove yang tersisa itu juga terancam.



Post Date : 23 Januari 2011