|
Rembang, Kompas - Pemenuhan kebutuhan air minum merupakan masalah penting bagi masyarakat pesisir di wilayah pantai utara Jawa yang dilalui Jalan Raya Pos Anyer-Panarukan saat ini. Masyarakat berdaya beli rendah tidak akan mampu terus-menerus bergantung pada air tawar yang didatangkan dari mata air pegunungan. Untuk mengatasinya, Pondok Pesantren Roudlotuth Tholibin di Rembang memproduksi air siap minum dari air tanah yang rasanya asin akibat intrusi air laut. "Masyarakat pesisir dengan daya beli yang rendah saat ini tidak bisa seterusnya bergantung pada pembelian air tawar yang didatangkan dari mata air pegunungan," kata Kepala Unit Arsinum (Air Siap Minum) Pondok Pesantren Roudlotuth Tholibin Mochamad Hanies, Kamis (21/8), ketika ditemui Tim Ekspedisi Kompas 200 Tahun Anjer-Panaroekan. Arsinum merupakan merek air minum yang diproduksi pesantren tersebut sejak 9 Juli 2008. Seperangkat peralatan desalinasi air payau senilai Rp 300 juta tersebut merupakan hibah dari Kementerian Negara Riset dan Teknologi. Kapasitas produksinya sembilan liter per menit. Berdasarkan penelitian Kementerian Negara Riset dan Teknologi, kandungan garam yang semula 1.500 miligram per liter mampu berkurang hingga 500 miligram per liter. Air siap diminum setelah disterilkan dengan teknologi ultraviolet. Hanies mengatakan, Arsinum dikemas dengan botol-botol ukuran satu galon yang didistribusikan kepada masyarakat dengan harga Rp 3.500 per galon. Namun, Hanies mengakui, produksi saat ini belum optimal dan masih mengutamakan pada pemenuhan kebutuhan sehari-hari untuk sekitar 500 santri pesantren asuhan Mustofa Bisri tersebut. "Kalau santri membeli air siap minum ini dengan harga Rp 1.500 per galon," kata Hanies. Bagi warga Rembang lainnya, pemenuhan air minum dapat diperoleh dengan berlangganan pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat. Namun, pasokan PDAM pun masih terbatas. Purwanto (31), warga Dukuh Kaliuntu, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, merasakan pada musim kemarau seperti sekarang terpaksa harus membeli air tawar dengan jeriken dari truk tangki. Mochamad Hanies mengatakan, proses desalinasi air asin menjadi air siap minum bagi masyarakat pesisir memang sudah sangat mendesak. Namun, penanganan intrusi air laut semakin menjorok ke daratan itu juga perlu ditangani serius. (hen/naw) Post Date : 23 Agustus 2008 |