Perusakan Pipa Air Bersih makin Marak

Sumber:Media Indonesia - 14 Agustus 2007
Kategori:Air Minum
KUPANG (Media): Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), kewalahan menghadapi pencurian air oleh warga yang kesulitan mendapatkan air bersih dengan cara menjebol pipa. Sedikitnya terdapat 15 titik perusakan pipa di Kecamatan Penfui.

Direktur Teknik PDAM Kupang Ali Nurawi, kemarin, mengatakan 15 titik perusakan pipa tersebar di lima kelurahan, yakni Liliba, Alak, Baumata, Penfui, dan Kelurahan Namosain. Air bersih hasil curian itu digunakan warga untuk keperluan sehari-hari, yaitu minum, memasak, mencuci, dan mandi.

''Petugas PDAM kewalahan mencegah warga membocorkan pipa PDAM. Padahal, kami sudah minta bantuan aparat keamanan. Setelah aparat keamanan pergi, warga menjebolnya lagi,'' kata Ali.

Menurutnya, pipa yang dijebol warga di lima kelurahan adalah pipa utama yang mengalirkan air dari sumber air Baumata yang berjarak sekitar 12 kilometer (km) sebelah timur Kota Kupang dan sumber air Tilong, sekitar 18 km utara Kupang.

Air dari dua sumber itu oleh PDAM dialirkan ke bak penampung berkapasitas 1.200 meter kubik di Desa Baumata sebelum dialirkan ke Kota Kupang. Tetapi setelah sejumlah pipanya dijebol, volume air dari pipa utama ke pipa transmisi yang melayani pelanggan makin berkurang.

Saat ini, ujar Ali, pihaknya tengah berencana meminta bantuan polisi untuk menangkap pelaku yang menjebol pipa-pipa tersebut. ''Kami akan memantau pelaku. Setelah diketahui, kita tangkap.''

Dia juga menjelaskan, memasuki kemarau debit air Baumata mulai berkurang dari 75 liter menjadi 70 liter per detik. Pada Oktober dan November mendatang diperkirakan debitnya akan makin berkurang hingga tinggal 5 liter per detik. ''Biasanya, menjelang akhir tahun krisis air di Kupang makin parah,'' katanya.

Ali menyebutkan, di Kota Kupang masih terdapat dua sumber air utama yakni sumber air Oepura dan Bone. Debit sumber air Oepura pada kondisi normal sekitar 75 liter per detik kini tinggal 5 liter per detik. Sedangkan sumber air Bone yang semula mencapai 20 liter per detik, kini turun sampai 15 liter.

Berdasarkan pantauan Media Indonesia di Kelurahan Liliba, ratusan warga masih memanfaatkan air yang keluar dari pipa PDAM yang dijebol pada Minggu (12/8). Air tersebut digunakan untuk mencuci pakaian, sepeda motor, dan peralatan rumah tangga.

Bendungan ditutup

Sementara itu, lima bendungan di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, kemarin mulai ditutup hingga sebulan ke depan karena debit airnya terus menyusut akibat kemarau. Penutupan bendungan membuat 10.046 hektare (ha) sawah tidak bisa lagi dialiri dan 3.000 ha lahan yang telanjur ditanami terancam puso.

Lima bendungan yang ditutup adalah Juwero, Timbang, Kedungasem, Kedungpengilon, dan Bendungan Sojomerto. Sedangkan 3.000 ha tanaman padi yang terancam puso karena pasokan airnya terhenti berada di Kecamatan Kaliwungu, Weleri, Brangsong, dan Kecamatan Gemuh.

Kepala Dinas Pengairan Kendal Sugiyono mengatakan lima bendungan yang selama ini mengairi 10.046 ha sawah di Kendal terpaksa ditutup karena debet airnya semakin menyusut dan kini hanya tinggal sekitar 30% dari kondisi normal.

Penutupan selain dimaksudkan agar bendungan kembali terisi air juga memberikan kesempatan kepada para petani untuk membalikkan tanah sawah serta perawatan saluran irigasi.

Ratusan hektare lahan sawah di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, pada musim kemarau ini juga kekeringan sehingga tidak bisa ditanami padi, melainkan palawija. Lahan sawah yang kekeringan itu tersebar di empat kecamatan, yakni Saradan, Wungu, Pilangkenceng, dan Kecamatan Dagangan.

Menurut Kepala Subdinas Humas Kantor Informasi dan Komunikasi Pemerintah Kabupaten Madiun Mardi'i, sawah tidak bisa ditanami padi karena tiga waduk hanya mampu mengairi separuh dari lahan yang biasa diairi. Ketiga waduk tersebut adalah Notopuro, Saradan, dan Dawuhan. (PO/AS/AG/N-1).



Post Date : 14 Agustus 2007