Perusahaan Tambang Sangatta Diduga Cemari Sungai

Sumber:Antara - 14 Agustus 2012
Kategori:Air Minum

Sangatta (ANTARA News Kaltim)- Dua perusahaan tambang batu bara di kecamatan Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur,diduga telah mencemari sungai yang mengakibatkan warga sekitar mengalami gatal-gatal saat mandi.

Dilaporkan di Sangata, Selasa bahwa dua perusahaan yang diduga mencemari sungai itu, PT Damanka Prima Coal yang beroperasi di KM 27 batas Desa Singa Gembara Sangatta Utara dengan Desa Muara Bengalon Kecamatan Bengalon, dan PT Kaltim Prima Coal (KPC) yang mencemari Sungai Batota, Desa Singa Gembara, Sangatta Utara.

Menurut Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat LSM Nurani Rakyat Sangatta Hery, sejak PT Kaltim Prima Coal membangun kolam raksasa untuk menampung air dari tambang, air sungai berubah drastis, keruh dan bercampur tanah.

Bahkan, yang menjadi masalah adalah airnya tidak bisa lagi digunakan warga untuk mandi, sebab gatal-gatal dan badan jadi merah-merah.

"Kalau warga mandi kulitnya jadi gatal dan merah, termasuk saya juga mengalami gatal dan merah, " kata Hery bersama salah satu warga warga Batota, Achmad. 

Heri mengatakan bahwa sejak KPC membangun kolam warga protes dan menuntut konvensasi terkait tercemarnya sungai batota. Dari tuntutan yang diajukan warga KPC merespon dengan memberikan 10 unit tandor dan suplai air bersih selama tiga bulan.

KPC berjanji akan membantu suplai air bersih untuk mengisi 10 unit tandon setiap dua hari selama tiga bulan dan akan berakhir awal September nanti.

"Warga di sini masih menunggu apakah KPC akan tetap membantu setelah tiga bulan, jika tidak lagi dibantu warga akan tetap menuntut ganti rugi terkait tercemarnya sungai batota yang selam bertahun-tahun kami konsumsi," kata Heri dibenarkan Achmad dan Sopian.

Pencemaran air sungai yang paling parah juga dilakukan PT Damanka Prima Coal disungai KM 27 desa Singa Gembara, yang mengakibatkan keringnya sebuah anak sungai yang sebelumnya melintasi perkebunan karet warta RT 22.

Firda (42) tahun salah satu korban dari aktivitas penambangan PT Damanka, karena sungai yang selama puluhan tahun dikonsumsi kini jadi kering dan menjadi lumpur berbauh. Untuk mandi dan minum kami gali sumur sendiri.

"Sungai ini dulu airnya bering bisa diminum langsung dan ikannya banyak, namun sejak dua tahun perusahaan menambang batubara sungai jadi kering dan berubah jadi lumpur," kata Firda.

Kepala Badan Lingkungan Hidup Kutai Timur Didi Suryadi saat dikonfirmasi mengaku belum menerima ada laporan pencemaran limbah.

"Kita belum terima laporan kapan terjadi pencemaran dan daerahnya dimana, jangan sampai informasi ini tidak benar kita tunggu saja dulu," ujarnya.

Humas PT Damanka Prima Coal Hestu yang dihubungi ke nomor ponselnya tidak aktif, sedangkan pihak KPC juga tidak bersedia memberikan pernyataan terkait dugaan pencemaran sungai batota.

Editor: Amirullah



Post Date : 14 Agustus 2012