|
MUSIBAH banjir tahun lalu, tampaknya tetap tidak membuat pihak Perumnas bergerak membenahi Perumnas Rawa Lumbu Bekasi yang rawan banjir. Alasan pihak Perumnas selama ini adalah, hanya karena pohon tumbang dan kali di depan Unisma sedang dalam perbaikan sehingga terjadi penyempitan. Namun warga Blok I, RW 26, tidak tinggal diam untuk menyelidiki penyebab sebenarnya. Ternyata, banyaknya terdapat penyempitan karena kondisi tanggul kali yang telah rusak dan hancur, hingga terjadi penimbunan. Dan ini banyak sekali, jika ditelusuri mengikuti arah arus jalan kali tersebut (bukti foto). Namun, pihak Perumnas tetap merasa enggan untuk memperbaiki, dengan alasan belum ada serah terima resmi dengan pemda mengenai tanggung jawab kali yang telah porak-poranda ini. Lalu sampai kapan kami harus menunggu? Perumnas hanya sibuk mengurus lelang rumahnya atau perbaikan jalan yang juga sama semrawutnya (silakan buktikan sendiri). Tahun ini, tepatnya Sabtu 24 April 2004, kembali Rawa Lumbu menjadi lautan air. Air masuk ke rumah tidak hanya karena luapan air kali, tetapi juga dari berbagai saluran air di dalam rumah (kamar mandi, tempat cuci, dan sebagainya). Kemudian pada Kamis sore, 29 April 2004, hujan relatif sangat kecil dan turun hanya sekitar 30 menit, namun air di kali telah mencapai bahu tanggul. Hingga 2 jam berlalu, air masih belum surut. Dari perencanaan pembangunan Perumnas, hampir seluruh areal dari jembatan 0 sampai jembatan 9 dan seterusnya, tanah akan tertutup areal komersial (tanah yang dijual untuk umum) termasuk lapangan dekat Kecamatan Rawa Lumbu (Jembatan 6 sampai 7). Kini baru sebagian yang terpakai untuk lahan komersial, lapangan masih ada namun kondisi sudah semakin parah. Bagaimana di tahun-tahun mendatang? Yang penting komersial? Ini hanya satu contoh kecil, betapa kacaunya pelayanan, janji, kepedulian, dan tanggung jawab di negeri ini. Namun, meskipun kecil semoga dapat memberikan sumbangsih untuk lebih membuka mata hati kita pada arti sebuah tanggung jawab. Semakin banyak dan pintar orang berbicara, semakin banyaklah kebohongan! Post Date : 06 Mei 2004 |