|
Depok, Kompas - Kompleks perumahan di Kota Depok diwajibkan membangun tempat pembuangan sampah sementara sebagai upaya menangani sampah secara cerdas. Saat ini Pemerintah Kota Depok melakukan uji coba di perumahan Griya Tugu Asri dan di kawasan Jalan Jawa. Kalau ini berhasil, hanya 30 persen sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung, kata Kepala Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup Kota Depok Walim Herwandi dalam diskusi Mengatasi Sampah di Kota Depok, Rabu (15/3). Jumlah kompleks perumahan di Depok mencapai 60-an. Produksi sampah Depok setiap hari 3.000 meter kubik. Pelaksana Tugas Kepala Bappeda Depok Herman Hidayat menambahkan, uji coba dilakukan dengan membangun tempat pembuangan sampah sementara (TPS) berukuran 12 x 18 meter. Biaya pembangunan satu TPS Rp 200 juta untuk operasi selama enam bulan. Jika satu TPS berkapasitas 4,5 meter kubik sampah, dengan produksi sampah 3.000 meter kubik per hari, dibutuhkan sedikitnya 600 TPS di Kota Depok dengan biaya mencapai Rp 240 miliar. Sampah terbesar di Depok merupakan sampah domestik (63 persen), sampah pasar (19 persen), sampah komersial dan jalan (14 persen), serta industri dan rumah sakit (4 persen). Satu-satunya TPA di Depok adalah TPA Cipayung seluas 10 hektar, yang kini bermasalah dengan warga. Sri Wahyono MSi dari Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan BPPT dalam acara yang sama mengatakan, sudah saatnya masyarakat menggunakan paradigma baru dalam melihat persoalan sampah. Dalam paradigma lama, warga mengumpulkan sampah, petugas kebersihan mengangkut dan membuangnya ke TPA. Paradigma baru Sementara dalam paradigma baru, kata Wahyono, sampah harus dipandang sebagai sumber daya. Itu artinya, kebiasaan membuang harus diubah menjadi mengolah sehingga TPA menjadi tempat pengolahan akhir. Pola yang digunakan adalah reduce, reuse, recycle. Jadi tidak sekadar mengumpulkan, mengangkut, dan membuang sampah, katanya. Menurut Wahyono, produksi sampah rata-rata 3 liter per orang per hari. Sebanyak 70 persen sampah organik dan sisanya sampah anorganik. Sampah organik diolah menjadi kompos, pakan ternak, dan bioenergi, sedangkan sampah anorganik didaur ulang menjadi bahan baku sekunder. Sampah dapat dikonversikan menjadi energi listrik, katanya. (KSP) Post Date : 16 Maret 2006 |