|
MAKASSAR – Tingginya angka tenaga kerja yang berasal dari sejumlah kota satelit yang beraktivitas di Kota Makassar menimbulkan masalah tersendiri dalam penataan perkotaan. Salah satunya adalah penanganan sampah yang hingga kini masih sulit ditemukan pemecahannya. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Makassar menyatakan, tingginya produksi sampah di kota angingmammiri, sangat ditunjang jumlah tenaga kerja yang berasal dari kota satelit seperti Maros, Sungguminasa, dan Takalar. Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Makassar Muhammad Kasim mengungkapkan, banyak warga luar kota yang ikut membuang sampah sembarangan saat datang bekerja di Makassar. Diperkirakan, jumlah tenaga kerja yang berasal dari luar kota mencapai 400 ribu jiwa. Banyak diantara mereka yang membuang sampah sembarangan di jalan raya. “Pada malam hari penduduk Makassar hanya sekitar 1,2 juta jiwa,tetapi pada siang hari menjadi 1,6 juta jiwa. Ini menjadi beban tersendiri bagi kita karena kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan masih rendah,”jelasnya di Makassar, kemarin. Karena itu, Kasim mengimbau kepada seluruh warga yang berdomisili di luar kota namun bekerja di Makassar agar merasa memiliki kota ini. Begitu pula dengan warga Makassar sendiri diminta agar meningkatkan kesadarannya untuk mewujudkan Piala Adipura 2013. Dalam empat bulan terakhir, Pemkot Makassar mulai berbenah demi mendapatkan Piala Adipura yang selalu gagal dalam beberapa tahun terakhir. Untuk mewujudkan itu,kata Kasim, Pemkot Makassar melalui APBD 2012 menambah 13 armada pengangkut sampah dan 35 kontainer,serta menambah tenaga penyapu jalanan pada APBD perubahan 2012. supyan umar Post Date : 19 September 2012 |