Jakarta, Kompas - Hujan deras sejak Senin (7/6) pukul 23.00 hingga Selasa pukul 01.00 membuat sejumlah permukiman di Kota Tangerang tergenang luapan air Kali Cirarap di Bendungan Sarakan, Kabupaten Tangerang, setinggi 50 sentimeter-100 sentimeter.
Bendungan gagal menampung luapan air sungai karena penuh eceng gondok. Air setinggi dada orang dewasa menggenangi rumah warga dari Blok E hingga Blok I Perumahan Persada. Genangan air setinggi paha orang dewasa melanda Blok A-Blok D. Sejumlah warga mengungsi ke tempat ibadah dan bertahan di lantai II rumah mereka.
Ada ratusan rumah di Total Persada dilanda banjir. Banjir memutus akses keluar-masuk warga penghuni empat kompleks perumahan lain, yakni Vila Mutiara Pluit, Vila Regensi II, Vila tomang, dan Priuk Damai.
”Kami tak bisa keluar karena air setinggi pinggang,” kata Fadli Firmansyah, warga Blok I.
Warga dan sejumlah pelajar di perumahan yang berniat ke sekolah terpaksa naik gerobak dengan membayar upah jasa Rp 5.000 per orang.
Hingga pukul 15.00, genangan air masih tinggi dan warga belum ada bantuan dari Pemerintah Kota Tangerang.
Banjir juga menggenangi puluhan rumah warga di Perumahan Mutiara Pluit, Priuk. Jalan menuju perumahan itu tergenang air setinggi paha. Hingga Selasa sore, air belum surut.
Hasan, warga RT 08 RW II Blok A Mutiara Pluit, mengatakan, hingga kini belum ada bantuan dari pemerintah daerah setempat kepada warga. Puluhan warga sulit keluar dari lokasi perumahan karena terhalang genangan air.
Di Kantor Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Wali Kota Tangerang Wahidin Halim mengatakan, penyebab banjir karena penyempitan kali.
Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangerang Suparman Iskandar mengatakan, banjir terjadi karena sumbatan eceng gondok di Kali Cirarap, di bendungan Sarakan, Kabupaten Tangerang.
”Saat ini eceng gondok dibersihkan dan diharapkan air segera surut,” kata Suparman.
Dibongkar
Suku Dinas Pekerjaan Umum (Sudin PU) Tata Air Jakarta Barat membongkar 60 bangunan dan WC umum di atas saluran air di RW 04 Kelurahan Jembatan Besi. Pembongkaran berlangsung ricuh dan hampir terjadi baku hantam.
Para pengelola WC Umum menolak pembongkaran karena sudah membayar uang jago.
”Pembongkaran berikutnya akan kami lakukan terhadap 200 bangunan di RW 9 dan RW 10 sepanjang tiga kilometer,” kata Kepala Sudin PU Tata Air Jakbar Heryanto.
Di tempat lain, Direktur Utama PT Jasa Marga Tbk Frans S Sunito mengatakan akan menyelidiki potensi banjir di tiga titik jalan tol Ulujami-Pondok Aren, tol Jagorawi, dan tol Jakarta-Tangerang.
Jumat dini hari hingga Sabtu pekan lalu, jalan tol Ulujami- Pondok Aren tergenang air. Alhasil, Jakarta bagian selatan mengalami kemacetan luar biasa dan menimbulkan dampak ekonomi dan sosial. Macet melumpuhkan kawasan Bintaro, Tanah Kusir, Ciputat, dan Pondok Indah. (PIN/NDY/WIN)
Post Date : 09 Juni 2010
|