Permukaan Air Tanah Bandung Kritis

Sumber:Pikiran Rakyat - 29 Desember 2005
Kategori:Air Minum
BANDUNG, (PR),Akibat pengambilan air tanah yang tidak terkendali, sebagian besar wilayah Bandung mengalami penurunan permukaan tanah. Kondisi mengkhawatirkan yang mengarah kritis itu terjadi di wilayah Cimahi, Dayeuhkolot, Banjaran, dan Majalaya, yang setiap tahun penurunannya mencapai 20 cm-40 cm.

Hal ini diungkapkan Kasi Bimbingan Konservasi Air Direktorat Tata Lingkungan Geologi dan Kawasan Pertambangan Bandung, Syaiful Ruchiyat, pada Sosialisasi Pembuatan Sumur Resapan Dalam Rangka Pelestarian Air Tanah Kota Bandung, di Hotel Horison, Jln. Pelajar Pejuang 45 No. 121 Bandung, Rabu (28/12).

Disebutkan, penurunan tanah hanya salah satu dampak selain adanya genangan-genangan air setiap hujan turun. Memang, sampai saat ini, data pengambilan air tanah , yang cukup representatif belum begitu banyak, ujarnya.

Namun, lanjut Syaiful, secara teoretis, setiap pengambilan air tanah akan mengakibatkan turunnya muka air tanah, sehingga ketersediaan air tanah akan semakin berkurang. Akibatnya, diperlukan biaya yang lebih tinggi untuk mendapatkan air tanah. Dampak fisik yang akan terlihat adalah penurunan tanah, tandasnya.

Pengambilan air tanah terbesar berasal dari industri. 90% digunakan oleh industri. Untuk menanggulangi masalah pengambilan air tanah yang tidak terkendali ini, salah satunya harus dibuat sumur resapan.

Kritis

Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bandung, Dedy Mulya mengatakan, sumur resapan menjadi salah satu cara yang efektif untuk konservasi air dan upaya menabung air. Sebab, kondisi air tanah terutama di Kota Bandung sudah sangat berkurang, bahkan di beberapa wilayah dalam keadaan kritis.

Hal itu akibat adanya ketidakseimbangan antara air yang diambil dengan air yang masuk. Oleh karena itu, pemerintah mencanangkan program sumur resapan, ujarnya. Dedy, seraya mengimbau agar di setiap rumah terdapat satu sumur resapan yang salah satu fungsinya menampung aliran air hujan.

Saat ini, terdapat 5.000 sumur resapan yang tersebar di Kota Bandung. Selain program di tiap kecamatan, saat ini untuk setiap Izin Mendirikan Bangunan (IMB), diwajibkan membangun sumur resapan, katanya.

Sementara itu Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Bandung, Bulgan Alamin, mengatakan, selain sumur resapan, penghijauan menjadi salah satu cara yang efektif untuk mencegah dampak buruk dari pengambilan air tanah yang berlebihan. (CW-7)

Post Date : 29 Desember 2005