|
Tenggarong, Kompas - Luapan Sungai Mahakam di sembilan kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, mulai surut. Kondisi bisa kembali memburuk jika sungai meluap lagi. Kepala Dinas Sosial Kutai Kartanegara Fahrodin, Kamis (24/5), mengatakan, banjir mulai surut di kecamatan di hulu sungai, yakni Tabang dan Kembang Janggut, di Tenggarongibu kota kabupaten, dan Tenggarong Seberang. Sementara banjir di Muara Kaman dan Sebulu masih memaksa warga mengungsi ke perbukitan. Fahrodin mengatakan, pasokan obat-obatan dan bahan makanan terus dilakukan. Di kecamatan diberikan masing-masing empat ton beras, ratusan kardus mi cepat saji, gula pasir, dan beberapa paket obat. Diprediksi banjir baru akan benar-benar surut dua sampai tiga bulan lagi. Pemerintah mencatat sekitar 107.000 jiwa (20 persen dari 547.000 penduduk kabupaten) menjadi korban banjir tahun ini. Sekitar 1.200 keluarga mengungsi karena rumah mereka tenggelam terutama di Muara Kaman, 102 sekolah terendam. 707 rumah terendam Sebanyak 707 rumah warga pada sembilan desa di Kecamatan Kuripan, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, terendam air 30 sentimeter-1 meter. Air merendam dua kantor kepala desa, dua poliklinik desa, tiga masjid, sembilan langgar, tiga sekolah dasar, dua taman kanak-kanak, serta tiga madrasah. Pelaksana tugas Camat Kuripan Waldy AR saat menerima bantuan dari Bupati Barito Kuala Eddy Sukarma menyampaikan, 80 persen wilayahnya banjir sejak Sabtu pekan lalu. Banjir bertahan lama karena air dari Kabupaten Murung Raya, Barito Utara, dan Barito Selatan terperangkap di Kuripan sebab air laut pasang. Sembilan desa dilanda banjir, yaitu Tabatan Baru 124 buah rumah, Jambu Baru 102, Kuripan 95, Jambu 91, Tabatan 80, Rimbun Tulang 75, Jarenang 65, Kabuau 45, dan Asia Baru 30. Jembatan rusak Sementara itu, kondisi infrastruktur, yaitu jembatan di Kalimantan Selatan parah. Sebanyak 398 dari 1.351 jembatan di Kalimantan Selatan rusak; banyak yang berlubang dan pagar pembatasnya hancur. Dua jembatan berkerangka besi di Martapura, Kabupaten Banjar, dikhawatirkan bisa roboh sewaktu-waktu. Dalam sehari, lebih dari 1.000 truk pengangkut batu bara melintasi jembatan itu. (BRO/FUL) Post Date : 25 Mei 2007 |