|
BEKASI -- Permintaan suplai air dari Sungai Kalimalang (saluran Tarum Barat) mengalami kenaikan mencapai 28,5 persen atau menjadi menjadi 18 meter kubik per detik. ''Padahal pada 1998 lalu hanya 14 meter kubik,'' kata Sunadi, Asisten Teknik Satuan Kerja Sementara Penyediaan Air Baku Citarum Departemen Pekerjaan Umum (DPU), kepada Republika, Senin (28/11). Naiknya permintaan suplai air dari saluran ini, menurut Sunadi, memaksakan pihaknya menggenjot pengerjaan perbaikan paket konstruksi pintu Bendung Kali Bekasi dan Bendung Nowo di Jalan Hasibuan. Pasalnya bendung ini berperan penting untuk mengatur debit keluar-masuk air. ''Saat ini tinggal unit pintu bendung nomor satu yang masih dikerjakan,'' katanya. Mengenai pembongkaran pintu yang lama, Sunadi menuturkan pekerjaan itu sudah diselesaikan sebelum Lebaran lalu. ''Sekarang pintu pengganti masih proses pabrikasi, targetnya Desember nanti sudah selesai semua.'' Pintu satu, Sunadi melanjutkan, merupakan bagian dari tiga unit pintu Bendung Bekasi lainnya yang masing-masing daun pintu bendung berukuran lebar 19,5 meter dan ketinggian 16 meter. ''Pintu nomor satu ini sudah keropos, sehingga dikhawatirkan mengalami jebol ketika debit air meningkat tajam,'' ungkapnya. Selain mengganti total daun pintu dengan yang baru, Sunandi mengatakan, sistem pengontrol pun dirombak dari manual diganti dengan sistem elektro mekanik atau secara otomatis bertenaga listrik. Pengerjaan dengan pola yang sama juga tengah dilakukan di Bendung Nowo. Bendung yang memiliki unit pintu buka-tutup ini merupakan saluran buatan untuk pengairan sawah yang menuju kawasan utara, terutama ke Kecamatan Babelan dan Tarumajaya. ''Proyek perbaikan ini diprogramkan secara bertahap,'' katanya. Informasi yang diperoleh, perbaikan konstruksi Bendung Nowo sebenarnya sudah diprogramkan bersamaan dengan pintu dua dan tiga Bendung Bekasi. Pintu dua Bendung Bekasi dan Bendung Nowo dikerjakan Satuan Kerja Sementara Penyediaan Air Baku Citarum dengan anggaran Rp 10 miliar. Sedangkan proyek perbaikan pintu tiga dikerjakan langsung oleh Perusahaan Jasa Tirta II. Penyelesaian proyek pintu bendung dua, tiga dan Bendung Nowo ternyata meleset dari target pemerintah yakni akhir 2004. namun kenyataannya pintu dua dan tiga baru dapat diselesaikan sekitar bulan Agustus 2005 lalu. Pada 2003 lalu, pintu tiga bendungan Kali Bekasi itu juga pernah diperbaiki. Saat itu, pintu tersebut rusak setelah musibah banjir besar yang melanda Bekasi 2002 lalu. Dana perbaikan mencapai Rp 1,5 miliar. Sementara itu, pelaksanaan perbaikan unit pintu satu Bendung Bekasi dan empat unit pintu di Bendung Nowo sudah sampai pada tahap pemasangan balok penahan (stop log) debit air bendungan. ''Stop log ini dirancang untuk menahan air karena pintu utama sedang dibongkar. Pintu barunya masih proses pabrikasi atau distel,'' tutur Sunardi. Walaupun demikian, Sunadi mengaku tetap optimis dapat mengejar target penyelesaian seluruh perbaikan pintu bendungan pada Desember mendatang. Soal, anggaran tambahan yang digunakan untuk perbaikan ini, ia tidak mengetahuinya. Peran Bendung Bekasi sangat luas bagi masyarakat Bekasi dan Jakarta. Bendung tersebut mengatur ketinggian air sehingga wilayah perumahan-perumahan di Bekasi aman dari banjir. Kemudian, bendung ini menjadi pengatur untuk pengairan di kawasan Utara Bekasi. Fungsi vital lainnya, air minum yang dikelola PT Thames PAM Jaya untuk warga DKI Jakarta juga disuplai dari air yang mengalir di Bendung Bekasi ini. Pengamatan di lokasi pintu bendungan, proses perbaikan sedang dilakukan. Blok penahan air menancap kokoh di depan pintu utama nomor satu. Besi keropos yang baru dibongkar, dibiarkan terbengkalai di lahan kosong Bendung Bekasi. Sampah rumput dan plastik terlihat berkumpul di dekat pintu. Saat ini debit air masih dalam kondisi normal. Berdasarkan data petugas di kantor pengawas, rata-rata ketinggian debit air mencapai 18.90 meter. ( c42 ) Post Date : 29 November 2005 |