Perlu Drainase dan Beton Penyeimbang di Tujuh Titik

Sumber:Kompas - 08 Februari 2006
Kategori:Drainase
Bandung, Kompas - Pembangunan drainase dan beban penahan atau counter weight sepanjang ruas Jalan Tol Purwakarta-Bandung-Cileunyi, terutama pada tujuh titik yang rawan pergerakan tanah, merupakan upaya untuk mencegah ruas jalan tersebut ambles. Dengan demikian, pemantauan dan pengawasan atas saluran air serta beban penahan itu harus dioptimalkan.

Menurut Ketua Tim Geoteknik Institut Teknologi Bandung Prof Dr Aziz Djajaputra MSCE, Selasa (7/2), kombinasi beban penahan dengan drainase dan subdrainase merupakan cara terbaik. Ini dimaksudkan agar kerusakan akibat pergerakan tanah sebagai akibat tingginya curah hujan tidak parah.

Drainase untuk mencegah agar air terkendali dan tidak mudah masuk ke lapisan tanah, sedangkan beban penahan untuk mencegah risiko air yang masuk ke tanah dan berakibat tanah longsor, ujar Aziz di Bandung.

Ditambahkan, tanah di tujuh titik rawan itu jenisnya mengeras saat musim panas dan mudah lumer ketika tersiram air.

Menurut Aziz, sejumlah ruas tol yang ambles dalam kurun enam bulan terakhir tersebut disebabkan pembangunan yang kurang tepat dan terburu-buru, sekalipun desain yang dibuat sudah memenuhi syarat jalan tol. Akibatnya, di sejumlah titik pembangunannya tidak sempurna.

Ia memperkirakan pembangunan beban penahan membutuhkan waktu sekitar dua pekan. Tujuannya adalah agar jalan yang dibuat ulang di lokasi ambles layak untuk dilewati kembali.

Mengenai kekuatan jembatan yang terdapat di lintasan Tol Purbaleunyi, Aziz menyatakan konstruksi bangunan lebih kokoh dibandingkan dengan timbunan tanah untuk jalan tol. (d09)

Post Date : 08 Februari 2006